Dar Es Salaam (ANTARA) - Tanzania tidak mengetahui apakah seorang wartawan yang hilang dua tahun lalu ketika melakukan investigasi serangkaian pembunuhan para pejabat partai yang berkuasa dan kepolisian hidup atau mati, kata menteri luar negeri negara itu pada Kamis.

Para pegiat mengatakan hilangnya Azory Gwanda merupakan tanda memburuknya kondisi bagi para wartawan di bawah pemerintahan John Magufuli yang mereka tuduh melakukan pemberangusan kebebasan pers dengan menutup surat-surat kabar. Pemerintah membantah tuduhan-tuduhan tersebut.

Menteri Luar Negeri Palamagamba Kabudi dalam wawancara dengan BBC pada Senin tampaknya mengonfirmasi kematian Gwanda dan mengatakan serangkaian serangan-serangan mematikan di kawasan Rufiji tempat ia bertugas terkait dengan "ektrimisme" bersenjata", yang sekarang menyebar ke Mozambik, tetangga Tanzania di bagian selatan.

Tetapi dalam penjelasan yang dikeluarkan melalui juru bicara pemerintah Tanzania Hassan Abbasi pada Kamis, Kabudi membantah bahwa wartawan itu sudah meninggal.

"Rujukan yang saya buat mengenai Azory Gwanda secara kontekstual tidak berarti Azory Gwanda dinyatakan meninggal. Hingga kini pemerirntah Tanzania tidak memiliki konfirmasi apakah Azory sudah meninggal atau masih hidup," ujar jubir itu yang mengutip Kabudi.

Kabudi mengatakan dalam program acara Fokus BBC awal pekan ini bahwa wartawan itu termasuk di antara orang yang hilang dan dibunuh di kawasan itu.

"Negara tidak hanya berurusan dengan Azory Gwanda, negara mengurusi semua yang tak meninggal dan hilang di Rufiji..." kata dia.

Pekan lalu satu kelompok militan membunuh 11 orang, termasuk sembilan warga Tanzania, dalam sergapan di bagian utara Mozambik. Serangan-serangan bergaya eksekusi itu terjadi sejak tahun 2017 yang sejauh ini sudah mene3waskan lebih 100 orang.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019