Pembangunan jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus melanjutkan dukungan penyediaan infrastruktur bagi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, dengan membangun jalan Lintas Utara Flores.

Untuk mendukung pengembangan Labuan Bajo lewat peningkatan konektivitas, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga membangun Jalan Lingkar Utara Flores dari Labuan Bajo-Kedindi sepanjang 141,29 kilometer.

"Pembangunan jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat

Baca juga: Pemerintah lanjutkan pembangunan infrastruktur Labuan Bajo

Kepala Balai Jalan Nasional (BPJN) X NTT Kupang Muktar Napitupulu mengatakan Jalan Lintas Utara Flores tersebut akan menjadi jalur logistik. Jalan tersebut akan menghubungkan sentra produksi pertanian di Kawasan Pertanian Terang seluas sekitar 2.000 hektare dengan Pelabuhan Bari yang akan dibangun sebagai pelabuhan niaga menggantikan Pelabuhan Labuan Bajo yang akan menjadi pelabuhan wisata.

Jalan ini juga akan menjadi jalur alternatif untuk memperlancar pengiriman logistik dan bahan bakar minyak (BBM) dari wilayah Kedindi yang terdapat Depo Pertamina di Kecamatan Reo, wilayah di pantai utara Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo.

Pengiriman BBM seperti solar, bensin, minyak tanah, termasuk avtur akan menjadi cepat karena kendaraan tidak perlu memutar lagi ke Ruteng baru melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo.

Ia menambahkan, dengan pembangunan Jalan Lintas Utara tersebut juga akan membantu akses dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG), Mobile Power Plant (MPP) Flores (Labuan Bajo) milik PT PLN yang berkapasitas 25 MW di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, menuju Labuan Bajo.

Kementerian PUPR melalui BPJN X NTT telah memulai pembangunan Jalan Lintas Utara Flores Labuan Bajo-Kedindi sejak tahun 2015 dengan total anggaran yang sudah dikeluarkan sebesar Rp201 miliar.

Saat ini progresnya dari total panjang 141,29 kilometer sudah tembus sepanjang 60 kilometer dengan kondisi jalan yang sudah teraspal sepanjang 18 kilometer.

"Untuk target keseluruhan rampung dengan kondisi teraspal yakni pada tahun 2023. Namun untuk mendukung pembangunan Pelabuhan Bari kita fokuskan untuk penyelesaian pengaspalan hingga ke Bari pada tahun 2021," ujar Muktar.

Baca juga: Pemerintah siapkan kajian pembangunan Jembatan Babin Kepulauan Riau

Pembangunan Jalan Lintas Utara Flores terbagi atas empat segmen jalan, yakni Labuan Bajo-Boleng (28,18 kilometer), Boleng-Terang (32,15 kilometer), Terang-Pelabuhan Bari (20,55 kilometer), dan Pelabuhan Bari-Kendidi (60,4 kilometer).

Muktar menyebutkan, berdasarkan rencana kerja 2019-2023, masih dibutuhkan sekitar Rp525 miliar untuk pembangunan jalan, termasuk untuk Penanganan Pasca Bencana Longsoran Ruas Labuan Bajo - Malwatar, Preservasi Jalan Labuan Bajo - Malwatar, Pembangunan Jalan Shortcut Bandara Komodo (0,25 kilometer).

Ditjen Bina Marga juga dtugaskan untuk melebarkan Jalan Soekarno Hatta di pusat kota Labuan Bajo dilengkapi dengan jalur pejalan kali (pedestrian walk) yang nyaman, serta meningkatkan kualitas jalan dari Labuan Bajo ke Wae Cicu yang akan menjadi pusat pelayanan akomodasi wisata premium di Labuan Bajo.
 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019