Mataram (ANTARA) - Lokasi jatuhnya helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat kini dijaga tim gabungan mulai dari kepolisian, TNI, Lanud Rembige dan Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA).

"Lokasi tempat jatuhnya helikopter sudah diamankan dengan melibatkan unsur kepolisian, Kodim Lombok Tengah, Lanud Rembige dan AP I," ujar Kapolres Lombok Tengah AKBP Budi Santoso, Minggu.

Ia menyatakan, penjagaan akan tetap dilakukan hingga berakhirnya investigasi oleh tim Komite Nasional Keselamatan Transfortasi (KNKT).

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, terkait persiapan investigasi nanti oleh KNKT," terang Budi Santoso.

Baca juga: Kemenhub turunkan personel bantu evakuasi helikopter jatuh di Lombok

Baca juga: Helikopter angkut 3 WNA jatuh di luar pagar Bandara Lombok

Baca juga: Warga Magetan, salah satu korban Helikopter M 17 di Papua


Menurutnya, untuk proses evakuasi penumpang sudah selesai dilakukan dan seluruh penumpang sudah di rawat di RSUD Praya di Kabupaten Lombok Tengah.

"Saat ini mereka yang menjadi korban sudah di rawat di RSUD Praya," katanya.

Sebelumnya, Helikopter berpenumpang tiga warga negara asing (WNA) dilaporkan jatuh di luar pagar Bandara Internasional Lombok, NTB, Minggu sore.

Dari informasi Angkasa Pura di Lombok, Minggu sore, menyebutkan helikopter jatuh di luar pagar bandara, Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Operator helikopter itu, PT Carpediem Air Type a/c: B206L4 , Registrasi PKCDV.

Pilot Heli nahas itu, Kustiyadi sedangkan tiga penumpangnya, Luka Marie asal Jerman, Nicholas Alexander asal Inggris, dan Donoso Lillo asal Chile.

Terakhir contact tower pukul 14.03 WITA, pukul 14.30 Tim ARFF sudah tiba di lokasi musibah yang terdiri kendaraan utility dan ambulans dengan kekuatan personel 10 orang.

Pada 15.03 WITA, dua pasien yang luka ringan dibawa ke RS Praya.

"Pukul 15.04 WITA penumpang yg terakhir dievakuasi dari lokasi kecelakaan menggunakan 'spinal strecer'," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019