Boyolali (ANTARA) - Tim penyidik Satuan Reskrim Polres Boyolali melakukan penyelidikan dugaan kasus penganiayaan terhadap korban hingga meninggal, seorang bocah berinisial F (6) warga Dukuh/Desa Tanduk Kecamatan Ampel, dengan membongkar makamnya untuk diotopsi.

Kepala Polres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro melalui Kasat Reskrim Iptu Mulyanto, di Boyolali, Selasa, mengatakan, penyidik Polres Boyolali bersama Tim Dokkes Polda Jateng melakukan pembongkaran makam korban di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Pembongkaran makam ini, untuk memastikan penyebab kematian korban yang dinilai janggal. Pada tubuh korban ditemukan banyak luka lebam, dan meninggalnya, pada Kamis (11/7) siang," kata Mulyanto.

Baca juga: Polres Boyolali menyelidiki kasus kematian pasutri

Baca juga: Polisi limpahkan berkas kasus pembunuhan karyawati bank

Jenazah korban kemudian dimakamkan langsung ke kampung ibunya, di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Mulyanto mengatakan dari hasil keterangan saksi warga yang mengurus jenazah F, melihat banyaknya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hampir seluruh tubuhnya lebam warna kebiruan seperti bagian mata sebelah kiri, telinga kanan dan pipi kanan juga mengalami bekak.

Bahkan, dari hasil keterangan saksi warga mengaku sudut bibir kanan korban juga terdapat bekas darah yang kering dan banyak luka lebam bekas cubitan. Pada bagian perut sebelah kiri korban terdapat bekas luka dan darah sudah mengering.

Olah karena itu, polisi kemudian membongkar makam korban untuk dilakukan otopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian bocah berusia 6 tahun itu.

Selain itu, polisi langsung membawa ibu kandung korban, Siti Wakidah (30) yang diduga sebagai pelaku penganiayaan anak kandung sendiri ke Mapolres Boyolali untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut Purwanti (50) warga Dukuh/Desa Tanduk Ampel Boyolali yang masih tetangga korban ibu korban, Siti Wakidah, memang jarang keluar rumah berbaur dengan warga setempat. Ibu korban itu, orangnya tertutup, dan tidak pernah bergaul dengan warga sekitar.

Dia mengatakan ibu korban sehari-hari hanya di dalam rumah, dan segala kebutuhannya dicukupi dibelikan oleh suaminya, Iwan Sri Widadi. Ibu korban ini, tidak pernah keluar rumah meski hanya membeli barang kebutuhan di warung sekitar. 

Baca juga: Polisi Boyolali ungkap pelaku pembuang bayi

Baca juga: Polisi Boyolali selidiki kasus pelaku lukai peserta marathon





 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019