Banjarbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)  menyiapkan konsep Kalsel sebagai ibu kota negara  terhebat di dunia dengan potensi sumber daya alam mulai dari maritim, pegunungan, rawa dan daratan.

Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira di Banjarbaru Kamis mengungkapkan, Kalimantan Selatan memiliki semua potensi yang menjadi syarat untuk membuat Ibu Kota Indonesia sebagai ibu kota terhebat di dunia.

Kalsel, tambah dia, memiliki kawasan hutan lindung yang cukup besar dan berkelanjutan, cagar alam yang cukup luas, laut yang membentang dari Tanah Laut hingga Kotabaru yang kini belum tergarap maksimal, serta Pegunungan Meratus.

Seluruh potensi tersebut, akan mampu memenuhi kriteria ibu kota yang ramah,indah, hijau dan berkelanjutan.

"Kalau memang Kalsel terpilih menjadi ibu kota, saat membuka cendela istana, maka yang dilihat adalah indahnya Pegunungan Meratus yang menjulang hijau, indahnya deburan pantai dan lainnya.

Fajar juga meyakinkan, seluruh kriteria yang disampaikan oleh pemerintah pusat, telah disiapkan dengan baik oleh Pemprov Kalsel.

Beberapa kriteria tersebut antara lain, harus daerah bebas bencana. Khusus kreteria tersebut, Kalsel adalah salah satu daerah yang bebas bencana tsunami, gunung meletus dan lainnya.

"Memang tidak bebas kebakaran lahan, tetapi hal tersebut bisa diantisipasi dengan berbagai kegiatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan,"katanya.

Terbukti, di saat daerah lain sudah mulai mengeluhkan soal asap, diharapkan Kalsel bisa meminimalisasi kebakaran tersebut dengan berbagai kegiatan pencegahan yang dilaksanakan sejak jauh hari sebelumnya.

Selanjutnya kesiapan lahan. Pemprov Kalsel telah menyiapkan lahan seluas 300 ribu hektare, yang terdiri dari 40 ribu hektare untuk ibu kota, sisanya untuk infrastruktur pendukung lainnya.

Seluruh lahan tersebut, tambah dia, sedang tidak dalam penguasaan pribadi-pribadi, tetapi dalam pengusaaan izin perusahaan, yang notabene masih berstatus milik negara, sehingga bila diperlukan bisa kembali diambil alih oleh negara.

Lokasi yang disiapkan, tambah dia, adalah daerah yang mudah dibangun karena merupakan daerah dataran tinggi, bukan rawa-rawa. Walaupun di Kalsel banyak wilayah rawa, tetapi juga besar potensi wilayah daratannya.

Infrasturktur yang diperlukan, juga sangat memadai, antara lain mulai dibangun jalan bebas hambatan, jalur kereta api yang menghubungkan seluruh wilayah Kalimantan, terdapat lima bandara, satu di antaranya adalah bandara internasional.

Pelabuhan juga cukup memadai, yaitu Trisakti, Pelabuhan Batulicin yang juga sebagai pelabuhan samudera, Pelabuhan Nasional Mekar Putih dan pelabuhan besar lainnya, seperti di Kabupaten Tanah Laut.

Terkait sumber daya manusia, kata dia, warga Banjaramasin dikenal sebagai warga yang ramah dan terbuka terhadap seluruh pendatang. Sejarah membuktikan, pada saat melawan Belanda, warga Banjar meminta bantuan kepada Demak. Artinya apa, warga Banjar sangat terbuka dengan warga pendatang.

Jumlah penduduk Kalsel, juga tidak terlalu padat seperti penduduk Jakarta, sehingga masih banyak wilayah yang bisa dikembangkan dengan lebih leluasa. Kalsel terdapat 20 suku dan selama ini hidup secara damai tanpa ada konflik SARA dan lainnya.

Begitu juga, dengan sosial keagamaan, berjalan cukup baik dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.

Warga Banjar, tambah Fajar, juga dikenal seorang yang pemberani, sehingga kekhawatiran dengan banyaknya pendatang, warga asli akan tersingkir tidak mungkin terjadi.

Sejarah juga membuktikan, banyak tokok Kalsel yang menjadi tokoh nasional dan penentu arah kemajuan bangsa, sehingga sumber daya manusia yang dimiliki tidak akan kalah dengan luar.

"Orang Banjar itu bukan orang yang rendah diri, tetapi memiliki kepercayaan diri yang besar dengan kemampuan cukup baik, sehingga kekhawatiran akan tersingkir tidak mungkin terjadi," katanya.

Dari sektor pangan, mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, kelautan, semuanya telah siap dikembangkan. Misalnya saja pertanian, kini sedang dibuka lahan rawa seluas 200 ribu hektare yang terbesar di daerah Batola, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara dan beberapa daerah lainnya.

Teknologi, juga sedang dikembangkan pembangkit tenaga listrik baru di Kabupaten Tanah Laut, gas dari minyak sawit dan lainnya.

Lingkungan, juga tidak diragukan lagi. Hutan lindung, cagar budaya dan Pegunungan Meratus, tidak akan terganggu, karena pembangunan ibu kota yang akan dilakukan adalah pembangunan yang terintegrasi, dimana keberlangsungan lingkungan juga menjadi perhatian utama.

"Yang terpenting dari itu semua adalah, wilayah Kalsel dekat dengan seluruh provinsi manapun, karena posisi di tengah-tengah, dari Sumatera hingga Papua, akan sangat mudah menjangkaunya," katanya.

.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019