Kyoto (ANTARA) - Asap menyebar sangat cepat ke seluruh gedung perusahaan animasi Jepang sehingga kebanyakan korban yang berusaha menyelamatkan diri melalui atap tak bisa membuka pintunya sebelum mereka binasa, kata media Jepang, Senin.

Serangan di Kyoto Animation pada Kamis (18/7) merenggut 34 nyawa dan merupakan salah satu pembunuhan massal paling buruk di Jepang dalam beberapa dasawarsa. Seorang lelaki yang berteriak "Mati!" menyiramkan seember cairan yang mudah terbakar di pintu masuk bangunan tersebut dan menyalakannya.

Di antara orang yang tewas, 19 ditemukan saling tindih di satu tangga antara lantai tiga dan satu pintu atap, dan beberapa laporan awal menyatakan pintu tak bisa dibuka dari dalam.

Tapi polisi yang dikutip oleh stasiun televisi nasional NHK pada Senin mengatakan penyelidikan telah memperlihatkan meskipun pintu bisa dibuka dari dalam, asap dari kobaran api tampaknya telah menyebar sangat cepat sehingga korban kalah cepat sebelum bisa melakukan itu.

Polisi Kyoto mengatakan dari 26 orang yang hasil otopsinya telah dikeluarkan, 20 meninggal akibat terbakar, tiga meninggal karena keracunan karbon monoksida dan dua orang sesak nafas, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Penyebab kematian satu orang belum dipastikan.

Pada Senin, perancah telah didirikan di lantai pertama bangunan tersebut yang tembok luarnya hangus. Jendela alumunium terbakar di lantai dua.

Banyak ahli mengatakan tangga putar di dekat tersangka Shinji Aoba (41) diduga menyalakan api berfungsi sebagai cerobong yang menyalurkan asap ke atas melalui seluruh bangunan tiga-lantai it. Para penyintas telah menggambarkan "asap jamur gelap" membubung ke tangga atas.

Sumber: Reuters
Baca juga: Tersangka pembakar studio animasi di Kyoto adalah residivis
Baca juga: Komentator: Pembakaran, "pukulan buat industri animasi" di JepangBaca juga: Sutradara "Inside Out" kagumi animasi Jepang

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019