Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Supian Hadi berharap pemerintah pusat membuat regulasi baru sebagai solusi untuk mengakhiri keterpurukan sektor rotan akibat rendahnya harga jual komoditas tersebut sehingga meningkatkan kesejahteraan.masyarakat. 

"Saya selaku bupati sudah empat kali ke kementerian meminta agar pemerintah pusat membantu masyarakat meningkatkan harga rotan dan karet karena ini mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)," kata Supian di Sampit, Rabu.

Saat melakukan kunjungan kerja ke Dusun Tiwah Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga, Supian sempat singgah ke salah satu tempat pembersihan rotan. Dia berbincang dengan pekerja dan pengepul rotan di lokasi itu.

Saat ini harga rotan berkisar Rp260.000 per kwintal atau Rp2600/kilogram. Harga ini jauh lebih rendah dibanding harga beberapa tahun lalu yang bahkan mampu mencapai belasan ribu rupiah per kilogram.

Supian tidak menampik, pemberlakuan larangan ekspor rotan mentah berimbas besar terhadap sektor rotan sehingga kondisinya menjadi seperti sekarang ini. Larangan ekspor rotan mentah tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 35/2011 tentang Kebijakan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.

Supian mengaku yakin niat pemerintah membuat kebijakan tersebut dengan tujuan sangat baik, yakni untuk meningkatkan ekspor produk rotan sekaligus bisa memberdayakan sumber daya alam yang ada di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Namun, seharusnya dampak yang terjadi di lapangan sudah diantisipasi sehingga tidak justru membuat keadaan memburuk. Harga rotan anjlok sehingga petani dan pelaku usaha rotan mengeluh.

Menurut Supian, saat ini pemerintah pusat masih membahas regulasi baru untuk membangkitkan kembali sektor rotan. Dia berharap akan ada solusi terbaik sehingga petani dan pelaku usaha sektor rotan, khususnya di Kotawaringin Timur kembali bangkit.

Rotan yang dihasilkan petani di Kalteng, termasuk di Kotawaringin Timur merupakan hasil budidaya. Rotan di daerah ini sebagian dibawa ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan daerah lainnya, namun permintaan jauh menurun dibanding sebelum adanya larangan ekspor rotan mentah.

"Mudah-mudahan pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi harga rotan dan karet di Indonesia sehingga petani bisa sejahtera, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur," ujar Supian Hadi.


Baca juga: Delapan jenis rotan Kotawaringin Timur punah
Baca juga: Memperin fasilitasi investor manfaatkan rotan Kalteng

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019