Badan Otorita Pariwisata harus mempercepat pengembangan pariwisata di Labuan Bajo seperti arahan Presiden, sehingga Labuan Bajo dapat segera mungkin menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta  Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo  melakukan percepatan dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan pengembangan fasilitas pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, harus selesai pada 2020.

"Badan Otorita Pariwisata harus mempercepat pengembangan pariwisata di Labuan Bajo seperti arahan Presiden, sehingga Labuan Bajo dapat segera mungkin menjadi destinasi pariwisata kelas dunia," kata Menpar Arief dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu

Saat kunjungan kerja di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Menpar melakukan peninjauan kesiapan 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas) untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berkelas atau premium ke sejumlah lokasi di wilayah itu.

Baca juga: Ini harapan Menpar soal pariwisata Labuan Bajo

Lokasi yang dikunjungi di antaranya Desa Wisata Liang Ndara, Gua Batu Cermin, Puncak Waringin, dan Pelabuhan Marina ASDP.

Di Desa Liang Ndara, Menpar meninjau percontohan Homepod yang akan menjadi amenitas penginapan bagi wisatawan. Dilanjutkan peninjauan penataan Gua Batu Cermin, yang nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti Kampung Festival Labuan Bajo, Playground Anak, Plaza Pengunjung, Pusat Belanja Kreatif, Food Court, gazebo dan pedestarian, area parkir roda empat, panggung terbuka, Workshop Kreatif, dan Pondok Kuliner.

Kunjungan kerja Menteri Pariwisata dilanjutkan dengan peninjauan ke Puncak Waringin, Manggarai Barat, NTT. Rencananya, di lokasi ini akan dibangun lokasi istirahat dan toko cenderamata menggunakan desain arsitektur nusantara yang diharapkan selesai pada Desember 2019.

Kawasan Pelabuhan Marina ASDP menjadi lokasi peninjauan terakhir. Marina Komodo Labuan Bajo merupakan pusat komersial yang telah beroperasi sejak Mei 2019.

Saat ini sudah ada enam tenan yang beroperasi (Starbucks, Sport Station, Cafe Melinjo, Sunglass, BurnBurn, dan Fila). Sejumlah tenan lainnya sedang dalam proses operasional (Sarinah, L'art, Warung Made, Miniso, dan Bank). Selain itu, di lokasi ini juga akan dibangun hotel di bawah operator Hotel Indonesia Group.

Untuk mempercepat penyelesaian pengembangan pariwisata di satu destinasi pariwisata super prioritas, Menpar menjelaskan dibutuhkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp28 triliun.

"Total investasi yang dibutuhkan untuk mempercepat pengembangan destinasi pariwisata untuk satu destinasi rata-rata membutuhkan 2 miliar dolar AS atau Rp28 triliun. Dimana 1 miliar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar, sementara 1 miliar dolar AS untuk amenitas seperti hotel, resor, dan lain-lain," ujar Menpar.

Menurut Menpar dengan meningkatnya status Bandara Komodo menjadi bandara internasional akan lebih mudah menarik investor. Apalagi Labuan Bajo paling diminati oleh investor dan customer dengan segmentasi kelas atas.
Baca juga: Menpar pastikan fasilitas pendukung Danau Toba dibangun sesuai rencana

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019