Babakanmadang, Bogor (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) menjalin kerja sama  penanggulangan teroris melalui Latihan Gabungan Bersama Malaysia-Indonesia Darat Samudra Angkasa (Latgabma Malindo Darsasa)-10AB/2019, selama sepekan.

Latihan yang berlangsung sejak Jumat (19/7/2019) di daerah latihan Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu ditutup dengan penuh suka cita pada Minggu siang.

"Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, kepada seluruh prajurit TNI dan ATM yang terlibat, atas segala disiplin, dedikasi, kesungguhan dan semangat Malindo yang dicurahkan, sehingga latihan ini berjalan lancar dan berhasil dengan baik, sebagaimana yang kita harapkan bersama," ujar Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat membacakan amanat dari Asos Panglima TNI, Mayjen TNI Ganip Warsito.

Menurutnya,  isu terorisme dan radikalisme kini menjadi ancaman yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia. Maka, gelombang intoleransi dan kebencian sebagai efeknya, menjadi ancaman serius bagi perdamaian, pembangunan dan hak asasi manusia.

Baca juga: Militer Indonesia-Malaysia latihan gabungan di Tarakan

Baca juga: Tentara Indonesia dan Malaysia belajar tanggulangi teroris di Bogor

Baca juga: Ratusan tentara dan polisi jaga perbatasan Indonesia-Malaysia pada Tahun Baru 2018


"Tragedi yang menimpa sahabat kita di Filipina tentunya menjadi peringatan khusus baik kepada Indonesia dan Malaysia. Suatu mekanisme dan networking yang solid sangat diperlukan dalam rangka mengantisipasi serta menanggulangi bentuk-bentuk kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan ini," tuturnya.

Ia mengatakan, Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun yang memiliki latar belakang tradisi dam budaya yang relatif sama. Kemudian, secara geografis kedua negara ini memiliki bentang alam, letak astronomis maupun geografis dan iklim yang serupa.

Latgabma Malindo Darsasa-10AB/2019 ini melibatkan 234 personel TNI dan 136 personel ATM. Menurutnya, ratusan tentara ini akan melaksanakan serangkaian metode latihan mulai dari Subject Matter Expert Exchange (SMEE), Table Top Exercise (TTX), Force Integration Training (FIT), Tactical Floor Games (TFG), dan Field Training Exercise (FTX).

Selain itu, para tentara yang terlibat latihan juga melaksanakan kegiatan menembak reaksi, menembak sniper, Explosive Ordance Devices (jihandak), Rapelling dan Fastroping, Close Quarter Combat (Serbuan Gedung), Serbuan Pesawat, serta Serbuan Kapal Laut.(KR-MFS).

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019