Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Timur, Agus Sartono, menanggapi status Rawamangun sebagai wilayah berpolusi udara tertinggi setidaknya pada Rabu pagi menurut AirVisual. Agus menyebut bahwa wilayah Jakarta Timur justru masih mempunyai kualitas udara terkategori sedang.


“Hasil pemantauan kami setiap acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor maupun pemantauan pada setiap harinya, itu masih kondisi zona biru,” kata Agus ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.
  Menurut Agus, pihaknya mengacu pada data yang digunakan sesuai standar nasional Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup.


Berdasarkan data tersebut, menggunakan satuan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan parameter PM10, Jakarta Timur mempunyai nilai 84 atau terkategori biru yang berarti kualitas udara tidak memberikan efek kesehatan bagi manusia atau hewan namun berpengaruh terhadap tumbuhan sensitif.
  Sementara itu, data yang banyak digunakan saat ini adalah pemantauan kualitas udara dari laman AirVisual yang menggunakan standar internasional dengan parameter PM2.5. Data itu menunjukkan bahwa wilayah Rawamangun, Jakarta Timur, berada dalam ‘level oranye’ atau berstatus tidak sehat untuk kelompok rentan dan ‘level merah’ atau tidak sehat.


Atas perbedaan data yang digunakan tersebut, Agus menyebut perlu ada persamaan persepsi dan standar terlebih dahulu.
  “Menurut saya itu perlu disesuaikan dulu bagaimana metode pengambilan sampling-nya, data-datanya, standar yang dipakai, kalau sudah sama baru cocok tidak ada bias,” tambah Agus.

Pewarta: Suwanti
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019