Jakarta (ANTARA) - Petugas kebersihan dari Suku Dinas Lingkungan Hidup dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat, rata-rata dalam sehari bisa mengangkut 20 hingga 30 meter kubik sampah dari lokasi penampungan pencari suaka di Kalideres, Jakarta.

"Kita sehari tiga kali angkut. Pagi jam 6, siang jam 12, dan malam jam 7, setelah makan atau habis maghrib," kata Ikhwan, petugas kebersihan Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat saat ditemui di lokasi, Kamis.

Baca juga: DKI Jakarta akan ubah 20 juta ton sampah menjadi energi

Sampah yang dihasilkan para pengungsi kebanyakan merupakan sisa box makanan, botol air mineral, hingga plastik kresek.

Sampah-sampah tersebut, menurut Ikhwan, tidak langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir, melainkan dipilah terlebih dahulu.

"Dibawa ke depo nanti dipilah, plastik atau botol bekas nanti hasilnya ditimbang. Kalau yang residu dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sekarang diwajibkan memilah sampah pada tempatnya," kata dia.

Saat ini terdapat 1.403 pencari suaka yang terbagi menjadi 1.127 dewasa dan 276 balita di lokasi pengungsian eks lahan Kodim, Kalideres, Jakarta Barat.

Para pencari suaka berasa dari beberapa negara, seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Pakistan, Ethiopia, Iran, Iraq, Suriah, dan Yaman.

Baca juga: KLHK diminta memotivasi daerah di Sulteng ubah tata kelola sampah
Baca juga: Pasar di Jakarta pilah sampah sebelum dibuang ke TPST Bantargebang
Baca juga: Gubernur Lampung ajak perusahaan ciptakan energi manfaatkan sampah

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019