"Ikannya segar tapi kayak mabok begitu," ujarnya lagi.
Jakarta (ANTARA) - Nelayan di Dermaga Baru Muara Angke, Jakarta Utara mengeluhkan hasil tangkapan ikan menjadi berkurang, diduga akibat tumpahan minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Karawang, bahkan sudah mulai menyebar hingga Kepulauan Seribu.

"Ikannya banyak mengambang gara-gara limbah airnya berminyak," kata pengurus kapal nelayan Andi, saat ditemui di Dermaga Baru Muara Angke, Jakarta, Jumat.

Andi mengatakan kondisi tersebut telah dirasakannya sejak tiga hari yang lalu. Akibatnya hasil tangkapan ikan menurun hingga 40 persen.

Nelayan-nelayan harian yang biasa berangkat melaut sejak pukul 06.00 WIB itu biasa menangkap ikan di perairan Tanjung Priok hingga Kepulauan Seribu.
Baca juga: Tumpahan Minyak Mentah Pertamina di Tujuh Desa Pesisir Karawang

Menurut Andi, sebelumnya ia biasanya dapat menangkap ikan termasuk ikan tembang dan rajungan rata-rata hingga lima kuintal.

Saat ini, ia hanya mampu menangkap ikan sekitar dua kuintal per hari. Namun, ia menyatakan meskipun limbah minyak mempengaruhi tangkapannya, ia memastikan ikan yang ditangkap masih segar.

"Ikannya segar tapi kayak mabok begitu," ujarnya lagi.

Hal tersebut juga diakuinya membuat sebagian konsumen khawatir apabila ikan yang ditangkap itu keracunan.

Sebelumnya, kebocoran minyak dan gas terjadi di pesisir utara Jawa Barat, Jumat (12/7) di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), dan saat ini sudah mencapai Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca juga: Pemerintah upayakan terbaik atasi tumpahan minyak PHE ONWJ

PT Pertamina (Persero) mengklaim volume tumpahan minyak di pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat saat ini tersisa 10 persen dari volume awal, yakni 3.000 barel per hari (bph).

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019