Kupang (ANTARA) - Sebanyak 41 wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini dilaporkan mengalami kekeringan ekstrem (>60 hari).

Wilayah-wilayah itu, tersebar di 13 kabupaten/kota di provinsi berbasis kepulauan itu, kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Jumat.

Ia mengemukakan hal itu, terkait hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut dasarian III Juli 2019 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian III Juli 2019, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang (30-60 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," katanya.

Beberapa wilayah yang sudah mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari) yaitu di Kabupaten Belu meliputi wilayah sekitar Umarese, Atambua, Fatubenao, Fatukmetan dan Fatulotu.

Kabupaten Negekeo, sekitar wilayah Danga dan Rendu, Kabupaten Ende sekitar wilayah Nanganio), Kabupaten Sikka sekitar wilayah Maumere dan Magepanda, Kabupaten Flores Timur sekitar Larantuka dan Konga.

Selain itu, Kabupaten Lembata di wilayah sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni, Kabupaten Sumba Barat di wilayah sekitar Waikabubak dan Kabukarudi.

Kabupaten Sumba Timur di wilayah sekitar Waingapu, Ori Angu,Melolo, Wanga, Kanatang, Kawangu, Tawui, Rambangaru dan Kamanggih, Kabupaten Sabu Raijua di sekitar wilayah Tardamu dan Daieko.

Kabupaten Rote Ndao sekitar wilayah Stamet Leukunik, Pepela dan Busalangga, Kota Kupang sekitar wilayah Penfui, Oepoi, Mapoli dan Bakunase.

Dan Kabupaten Kupang sekitar wilayah Oelnasi, Lelogama, Oekabiti dan Sulamu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sekitar wilayah Lurasik, katanya. ***3***

Baca juga: Kekeringan bukan lagi bencana bagi NTT

Baca juga: Wabup: dampak kekeringan di Lembata semakin meluas

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019