Jakarta (ANTARA) - Pemadaman listrik di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (4/8) siang yang masih terjadi bergilir pada Senin membuat sejumlah ibu menyusui kebingungan menyimpan air susu ibu (ASI) yang sudah diperah dan diletakkan dalam freezer.

Dokter laktasi Agusnawati dari RSIA Kemang Medical Care menyarankan agar ASI tetap disimpan di dalam freezer selama terjadi pemadaman listrik. Pasalnya ASI di dalam freezer mampu bertahan dalam kondisi beku sekira 6 hingga 12 jam.

"Freezer jangan dibuka-buka. Biarkan tertutup rapat, jangan tergoda buat ngecek, nanti saja cek-nya pas lampu sudah menyala," kata dr Agusnawati, IBCLC, CIMI pada Antara di Jakarta, Senin.

Dokter Wati, sapaan akrabnya, mengatakan sebaiknya selain diisi ASI, freezer juga diisi dengan es batu sehingga bisa menjaga suhu kulkas tetap stabil saat mati lampu.

Senada dengan dr Wati, pakar laktasi dari RS Brawijaya dr Sylvia Haryeny, IBCLC mengatakan jika ASI perah yang disimpan di freezer sudah ada yang mencair, maka sebaiknya pindahkan ke chiller atau kulkas bagian bawah.

"Prinsip penyimpanan ASI adalah semakin dingin suhu kulkas maka ASI bisa disimpan semakin lama. Jadi kalau mati lampu ya freezer jangan dibuka-buka. Dalam kondisi listrik menyala kan ASI perah beku bisa tahan sampai tiga bulan, saat listrik mati maka ASI kadang suka sudah setengah cair, kalau kondisinya masih ada bongkahan es maka saat lampu menyala ASI bisa dibekukan lagi, tapi kalau sudah mencair semua jangan dibekukan," kata dr Sylvia.

ASI dalam chiller, kata dr Sylvia bisa bertahan dua sampai lima hari. Sementara ASI perah yang ditaruh di suhu ruangan sekitar 24 derajat Celcius bisa tahan hingga enam jam.

ASI yang sudah disimpan dalam freezer, kata dr Wati menambahkan, tidak berisiko rusak saat dipindahkan ke lemari pendingin lain, asal proses pemindahan tidak memakan waktu terlalu lama.

Dokter yang sudah berpraktik sejak 2011 juga menambahkan sebaiknya ASI tidak disimpan terlalu lama karena bayi memiliki kebutuhan asupan nutrisi yang berbeda di setiap usia tumbuh kembangnya.

"Misalnya pumping saat usia bayi masih satu bulan untuk diberikan saat nanti dia usia tiga bulan karena ibu harus bekerja, kandungan ASI untuk anak satu bulan dan tiga bulan beda. Boleh saja ASI yang sudah lama diberikan pada bayi tetapi diutamakan yang lebih segar," katanya.

Sementara dr Sylvia mengatakan ASI perah masih layak diberikan pada bayi selama ASI tidak mengeluarkan aroma yang mengganggu dan bayi masih menerima ASI yang diberikan.

"ASI disimpan berdasarkan best before bukan expired date seperti susu formula jadi sebaiknya diberikan maksimal tiga hari setelah diperah," katanya.

Baca juga: Delapan hal yang tidak boleh dilakukan saat listrik padam
 

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019