Global bond itu direncanakan selain untuk pembiayaan investasi baru juga untuk ada beberapa ruas tol yang sedang diinvestasikan perseroan.
Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) bakal menerbitkan global bond atau obligasi senilai 210 juta dolar AS atau sekitar Rp3 triliun yang akan digunakan BUMN tersebut untuk refinancing sekaligus sebagai strategi guna meningkatkan kinerja perseroan.

Dalam acara bincang media di Jakarta, Senin, Director of Finance PT Waskita Karya (Persero) Haris Gunawan menjelaskan bahwa opsi global bond tersebut akan tetap melihat perkembangan pasar sedangkan emisinya masih dalam tahap pembahasan.

"Global bond sangat tergantung kepada rating dari lembaga internasional," kata Haris Gunawan.

Menurut dia, global bond itu direncanakan selain untuk pembiayaan investasi baru juga untuk ada beberapa ruas tol yang sedang diinvestasikan perseroan.

Haris menegaskan bahwa penerbitan obligasi itu juga sambil mencari risiko yang paling rendah, terutama dari sisi biaya dan faktor lainnya seperti tenor.

Ia juga mengungkapkan bahwa pada semeater II 2019, Waskita juga akan melakukan divestasi saham pada dua ruas tol yang dikelola.

Baca juga: Waskita Karya raih kontrak baru Rp8,18 triliun pada semester I

Saat ini, lanjutnya, hal tersebut sedang dalam proses penawaran dengan perusahaan baik dalam maupun luar negeri dan ditargetkan rampung semester II tahun 2019 ini.

Sebagaimana diwartakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil memperoleh nilai kontrak baru pada semester pertama 2019 sebesar Rp8,18 triliun.

"PT Waskita Karya Tbk pada semester I tahun 2019 memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp8,18 triliun, meningkat dibanding pada periode sama sebesar Rp7,65 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti.

Shastia menjelaskan bahwa perolehan kontrak baru tersebut ditopang oleh perolehan sejumlah proyek besar, antara lain Bandara Juanda di Jawa Timur Rp623 miliar, Masjid Istiqlal di DKI Jakarta Rp423 miliar, Bandara Hasanudin di Sulawesi Selatan Rp422 miliar, Jalan Tol Becakayu (A. Yani) di Jawa Barat senilai Rp773 miliar, Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar di Lampung senilai Rp343 miliar, dan Revitalisasi Olahraga Pelajar Ragunan di DKI Jakarta senilai Rp381 miliar.

Baca juga: Waskita Karya bangun SDM sesuai progam pemerintahan Jokowi

Selanjutnya, Waskita mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp14,80 miliar pada semester I tahun 2019 dan laba bersih tercatat Rp1,01 triliun, dengan net margin 6,85 persen.

Waskita juga menargetkan penerimaan arus kas masuk tahun 2019 sebesar Rp40 triliun, termasuk di dalamnya dari proyek turn-key yang penyelesaian proyeknya pada Oktober 2019 sebesar Rp 26,85 triliun, dengan realisasi sampai dengan semester I sebesar Rp 7,49 triliun yang diperoleh dari beberapa pembayaran proyek tol, di antaranya proyek Tol Cisumdawu, proyek Tol Pemalang - Batang Paket 4, dan proyek Tol Bakauheni - Terbanggi Besar.

Dalam upaya melakukan reorientasi bisnisnya Waskita Karya mengadopsi revolusi digital 4.0 dan saat ini tengah merancang dan mengimplemetasikan Waskita Integrated Digital Enterprises (WIDE).

Melalui WIDE diharapkan systems, application, and product (SAP) di Waskita akan dapat berkontribusi pada peningkatan sinergi, konsolidasi, efektivitas, serta mendukung optimalisasi dan efektivitas proses bisnis.
Baca juga: Waskita Karya alokasikan Rp20 miliar dana tanggungjawab sosial

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019