Medan (ANTARA) - Pekan Olahraga Nasional (PON) idealnya tetap digelar empat tahun sekali agar persiapan tuan rumah dapat maksimal dan mengacu pada olimpiade yang menjadi even olahraga terbesar di dunia.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut Jhon Ismadi Lubis di Medan, Senin, pelaksanaan PON empat tahun lebih ideal karena mengacu pada persiapan menuju SEA Games maupun Asian Games.

Ini bertujuan agar tahapan pembinaan atlet secara berjenjang tidak terganggu, baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi.

Hal itu ia sampaikan terkait rencana Kemenpora yang berencana memberlakukan aturan baru terkait percepatan pelaksanaan event olahraga terakbar di tanah air yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi dua tahun sekali.

Selama ini PON dilaksanakan setiap empat tahun sekali, dan hanya satu provinsi yang menjadi tuan rumah.

Ke depan, Kemenpora akan menetapkan aturan mengenai dipercepatnya penyelenggaraan PON menjadi setiap dua tahun sekali, yang akan dimulai dari tahun 2022.

"Kalau PON langsung dua tahun sekali ya, kita ini mengacu kemana ini sekarang? Olimpiade empat tahun sekali. ASIAN Games empat tahun sekali kecuali SEA Games. SEA Games itu kan tujuannya bukan prestasi, itu kan perhelatan tingkat negara- negara ASEAN dan lebih banyak persaudaraan. Kalau mau lihat prestasi lihat olimpik games," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, rencana pelaksanaan PON dua tahun sekali itu seharusnya melalui kajian akademik.

"Maunya melalui kajian akademik dulu lah. Kita mengacu pada olimpiade. Kita hitungan begini, tahun pertama itu Pekan Olahraga Kabupaten dan Kota, masuk Pekan Olahraga provinsi, masuk Kualifikasi PON, dan langsung PON. Itu empat tahun memang sudah sangat ideal," katanya.

Pewarta: Juraidi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019