Batam (ANTARA) - Badan Pusat Statistik merilis sebanyak 1.137.976 wisatawan mancanegara mengunjungi berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Riau sepanjang Januari-Juni 2019, angka itu melebihi jumlah pelancong asing yang datang ke ibu kota Jakarta.

Keberhasilan itu menempatkan Kepri sebagai provinsi paling banyak dikunjungi wisman di Indonesia setelah Bali, yang menyerap 2.305.802 kunjungan pada semester I-2019.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan capaian itu merupakan buah dari kerja sama dan kekompakan antara Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata provinsi dan kabupaten kota di Kepri, bersama pihak swasta yang terus menggenjot kunjungan wisman.

Sebenarnya, keberhasilan Kepri tidak mencengangkan, mengingat provinsi muda itu memiliki banyak potensi di bidang pariwisata.

Sampai beberapa tahun lalu, nama Provinsi Kepri relatif jarang didengar. Salah satu kotanya, Batam, justru lebih populer dan dikenal berbagai kalangan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan pusat industri galangan kapal, juga manufaktur di Indonesia.

Provinsi Kepulauan Riau merupakan pecahan dari Provinsi Riau pada 2002. Lokasinya sangat strategis, berbatasan dengan 4 negara jiran, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Tidak hanya lokasinya yang seksi untuk menyerap wisman, potensi pariwisata pun menarik. Kepri terdiri dari ratusan pulau, yang kebanyakan masih "perawan", dengan pantai berpasir putih. Bahkan, Pulau Bawah di Kabupaten Kepulauan Anambas disebut-sebut sebangai Maldives-nya Indonesia.

Belum lagi keindahan bawah lautnya yang menghipnotis.

Sayangnya, banyak potensi itu nyaris tidak tersentuh selama bertahun-tahun. Pemerintah lebih berkonsentrasi pada pengembangan galangan kapal dan manufaktur di Kota Batam yang dianggap lebih menjanjikan, kala itu.

Sampai, Arief Yahya menjabat sebagai Menteri Pariwisata, dan melihat banyaknya potensi yang dimiliki Kepri.

Bayangkan, kala itu, tanpa pengembangan yang fokus saja, Kepri sudah menempati urutan kedua kunjungan wisman terbesar di Indonesia. Apalagi bila pemerintah serius membesarkan pariwisata di sana.

Baca juga: Potensi pariwisata Kepri lampaui Pulau Bali
Baca juga: Destinasi wisata utama Kepri versi warganet ditetapkan Kemenpar


Tiga strategi
Buralimar mengatakan Kementerian Pariwisata menerapkan tiga strategi untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Batam, yaitu Hot Deals, Travel Hub dan Cross Border.

"Hot Deals" adalah paket kunjungan yang ditawarkan Kementerian Pariwisata, kepada wisman yang ingin berkunjung ke Batam dan kabupaten kota lain di Kepri.

Dalam program itu, Kementerian menggandeng operator kapal, hotel dan lainnya untuk membuat paket "bundling", yang murah kepada wisman.

Program itu, terutama ditawarkan saat "low season".

Misalnya saja, hanya dengan membayar di bawah 100 dolar Singapura, wisman sudah bisa mendapatkan tiket kapal pulang-pergi Batam-Singapura, dan menikmati spa, atau menginap di hotel atau paket wisata lainnya.

"Program ini sangat menarik wisman datang ke Kepri," kata dia.

Menurut dia, Program "hot deals" yang ditaja Kementerian Pariwista terbukti meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu, hingga jumlah kedatangan pelancong asing ke Kepri melebihi Jakarta.

Kemudian program Tourism Hub merupakan program untuk mengajak pelancong yang datang ke Singapura melanjutkan perjalanan ke Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun.

"Merayu orang yang datang ke Singapura di bawa ke Batam, Kepri. Dari China dan India banyak. Besok ada 1.000 orang datang dari India," kata dia.

Setiap tahunnya, sekitar 17 juta wisman melancong ke Singapura. Pemerintah berharap, turis dari berbagai negara itu melanjutkan perjalanan, melalui paket wisata menarik, ke Batam atau kabupaten kota lain di Kepri.

Dengan paket itu, maka pelancong ditawarkan mengunjungi dua negara sekaligus, Singapura dan Indonesia (Kepri).

Sedangkan program Cross Boarder, yang digelar kementerian Pariwisata, langsung bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota di daerah perbatasan.

Sementara itu, Buralimar mengatakan dari 100 persen wisman yang datang ke Kepri, 70 persennya masuk melalui Kota Batam.

Kota yang berseberangan dengan Singapura itu memang menjadi bintang di antara kabupaten kota lain di Kepri, terkait menggaet kunjungan wisman.

"Karena pintu masuknya juga banyak," kata dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan selain berbagai program yang ditawarkan pemerintah, banyaknya atraksi yang diselenggarakan di kota itu mampu menjadi magnet kunjungan wisman.

"Atraksi setiap minggu ada. Ada banyak agenda di Batam, sampai 114 acara lebih dalam setahun," kata dia.

Disbudpar juga selalu merilis agenda yang diselenggarakan destinasi wisata, termasuk pusat perbelanjaan yang menjadi favorit wisman yang datang ke kota setempat. Seperti pekan ini, hampir seluruh pusat perbelanjaan menggelar acara menyambut HUT ke-74 RI.

Ardi percaya, banyaknya atraksi yang digelar pemerintah dan swasta mampu menjadi magnet wisman untuk datang berkunjung, selain program Hot Deals, Travel Hub dan Cross Border yang ditawarkan Kementerian Pariwisata.

Kemudian, Batam juga memiliki aksebilitas dan amenitas yang baik, sehingga membuat wisman nyaman berada di sana.

"Jalan-jalan di Batam sekarang lebar, taman kota indah ada juga pedestrian. Ini daya tarik. Dari amenitas, kita punya 232 hotel, dan terminal feri yang lancar," lanjut Ardi.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan pembangunan infrastruktur memang sengaja dilakukan untuk membuat wisman lebih betah berada di Batam.


Batam unggul
Keunggulan Batam sebagai daerah pariwisata juga diakui oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Karenanya, pemerintah membuat berbagai program untuk mengembangkan industri di kota itu.

Dan pemerintah meminta swasta turut mendukung berbagai program tersebut, agar makin banyak wisman yang tertarik mengunjungi Batam.

Menteri sempat meminta seluruh pelaku industri pariwisata mendukung program hot deals, dengan memberikan potongan harga pada wisman, terutama saat musim rendah kunjungan.

Menteri menjelaskan, meski memberikan potongan harga, namun pelaku wisata tidak akan rugi, karena program itu ditawarkan pada saat "low season".

"Hot deals pada dasarnya menjual pada saat low season. Menjual sesuatu yang tidak lakuy. Kalau tidak laku, 'fix cost' tetap jalan," kata dia.

Menurut dia, ketimbang tidak ada konsumen yang datang pada musim rendah kunjungan, lebih baik memberikan potongan harga.

Hal itu, kata dia, karena pelaku usaha tetap harus mengeluarkan biaya tetapnya.

"Dari pada kosong seperti itu. lebih baik kasih diskon untuk meng-'attract'," kata dia.

Baca juga: Bidik wisatawan Filipina, 10 agen perjalanan diajak nikmati Batam
Baca juga: 1.700 turis China akan kunjungi Batam


 

Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019