Washington (ANTARA) - Juan di Dios Velazquez baru pindah ke El Paso, Texas, bersama istrinya Estela Nicolasa dari Cuidad Juarez, tepat di seberang perbatasan di Mexico, enam bulan sebelum mereka terjebak dalam penembakan Sabtu.

Juan de Dios (77) dan Estela (65) baru akan memasuki toko Walmart untuk membeli kelontong, sama seperti hari normal, ketika penembakan berlangsung, kata kemenakan perempuan mereka, Norma Ramos.

Ia memasang badan di depan istrinya.

"Ia baru tiba di toko ketika ia ditembak dari jarak dekat dan peluru itu melewati tubuhnya lalu mengenai bibi saya Estela," kata Norma Ramos dalam wawancara telepon kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin, dari Ciudad Juarez, tempat ia tinggal.

Baca juga: Meksiko pertimbangkan perkara penembakan El Paso sebagai terorisme

"Karena ia melindungi bibi saya, ia ditembak di punggung," kata Norma, yang mengatakan ia mendengar keterangan mengenai penembakan tersebut dari anggota keluarga yang bisa berbicara dengan pasangan itu.

Juan de Dios sudah menjalani beberapa operasi di Del Sol Medical Center di El Paso tapi masih memerlukan beberapa operasi lagi sebab peluru menusuk organ dalam tubuhnya, kata Norma Ramos.

Estela, yang tertembak di perut, juga dioperasi dan sekarang berada dalam kondisi stabil. Pusat medis tersebut tidak menanggapi permintaan komentar.

Gubernur Texas Gregg Abbot mengatakan kekacauan Sabtu --yang menewaskan 20 orang, termasuk tujuh warga negara Mexico-- tampaknya adalah kejahatan kebencian. Polisi telah mengutip manifesto mengenai tersangka Partick Crusius (21), sebagai bukti bahwa penembakan itu berlatar belakang rasial.

Baca juga: Meksiko bantu Honduras ciptakan 20.000 lapangan kerja terkait migrasi

El Paso adalah kota dengan banyak warga orang Amerika Latin di perbatasan AS-Mexico yang memiliki sejarah panjang menarik orang Mexico untuk menetap bersama keluarga mereka sangat dekat dari kota tanah air mereka, atau cuma berkunjung buat belanja akhir pekan.

Penembakan massal tersebut telah menyulut kemarahan di Mexico, tempat para pejabat sedang mempertimbangkan untuk mengajukan kasus pengadilan bahwa peristiwa itu adalah terorisme terhadap orang Mexico yang tinggal di Amerika Serikat. Prosedur tersebut bisa membuka pintu bagi permintaan ekstradisi buat pria bersenjata itu.

Baca juga: Kelompok HAM Meksiko prihatin Garda Nasional tangkap migran

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019