Mekkah (ANTARA) - Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin menyebut 520 kursi kuota haji yang tidak terserap tahun ini masih dalam batas kewajaran karena bahkan tidak mencapai setengah persen dari total seluruh jamaah Indonesia.

“Angka 520 itu hanya 0,24 persen dari total 214 ribu jamaah (reguler) kita jadi dari sisi deviasi sebenarnya masih dalam batas yang tidak sampai setengah persen begitu,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Mekkah, Rabu.

Menurut dia, kuota yang tidak terpakai itu menjadi sesuatu yang selalu tidak terhindarkan dari tahun ke tahun.

Bahkan tahun ini ia merasa bersyukur angka yang tidak terserap itu jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Padahal tambahan kuota 10.000 itu sudah menjelang akhir persiapan kita. Mengapa saya katakan tidak terhindarkan karena selalu ada saja menjelang akhir penutupan pendaftaran, menjelang awal keberangkatan itu ada saja dari 214.000 jamaah kita yang membatalkan diri,” katanya.

Berbagai sebab menjadi faktor pembatalan di antaranya karena sakit, meninggal, atau urusan kesibukan yang sudah tidak memungkinkan untuk digantikan lagi karena persoalan pengurusan administrasi.

“Ketika pembatalan itu terjadi last minutes yang tidak memungkinkan lagi untuk diganti secara prosedural karena penyiapan visa dan paspor itu kan masalah waktu yang tidak memungkinkan lagi karena sudah closing date maka ya memang kuota itu tidak bisa digunakan,” katanya.

Ia mencontohkan dari lebih 200.000 orang hampir tidak mungkin bisa terserap 100 persen secara optimal.

Lukman menegaskan hal itu sesuatu yang dari tahun ke tahun selalu ada.

Ia justru bersyukur karena haji yang diselenggarakan pemerintah Indonesia adalah bentuk kerja sama operasi yang luar biasa yang melibatkan banyak pihak.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019