Depok alami kenaikan harga properti tertinggi di Bodetabek

Depok alami kenaikan harga properti tertinggi di Bodetabek

Suasana pembangunan sebuah apartemen di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

Jakarta (ANTARA) -- Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan mengungkapkan, dari empat kota penyangga DKI Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, kenaikan harga paling pesat terjadi di kawasan Depok.

"Berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2019, indeks harga hunian di Depok dari sisi harga yang ditawarkan penjual berada pada titik 133,2 pada kuartal keempat 2019, yang mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 12,96 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2018 (year-on-year), kata Ike.

Masih dari indeks yang sama, berbanding terbalik dengan sisi harga, sisi suplai properti di Depok justru mengalami penurunan. Depok sempat mencapai titik suplai properti tertinggi pada kuartal ketiga (Q3 2017) sebesar 118,1 namun kemudian suplai terus mengalami penurunan hingga berada pada titik 77,2 pada kuartal keempat (Q4 2019) kemarin. Sepanjang tahun 2019 kemarin suplai hunian di Depok berada di bawah angka 100.

Depok adalah kota di Indonesia yang memiliki kenaikan indeks harga properti paling besar dengan suplai properti paling sedikit. Bisa dibilang kenaikan indeks properti di Depok merupakan 5x kenaikan indeks properti nasional, ungkap Ike.

Kenaikan indeks harga properti Depok didorong oleh sejumlah faktor dari sisi akses transportasi. Pertama, semakin baiknya pelayanan kereta Commuter Line. Kedua, mulai beroperasinya Seksi I Jalan Tol DepokAntasari (Desari) pada 27 September 2018. Terakhir, wacana pembangunan transportasi publik berbasis rel atau monorel Depok.

Mulai beroperasinya akses transportasi menuju Depok akan mendongkrak harga properti karena meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu perjalanan, pungkassnya.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024