NTHU gunakan big data untuk lawan virus corona

NTHU gunakan big data untuk lawan virus corona

Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Asisten Hsiao-Han Chang dari Institut Bioinformatika dan Biologi Struktural telah berkolaborasi dengan Facebook dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard T.H. Chan untuk mempelajari penyebaran coronavirus. (Antara/BUSINESS WIRE)

HSINCHU, Taiwan--(Antara/BUSINESS WIRE)-- National Tsing Hua University (NTHU) baru-baru ini memulai kolaborasi dengan Facebook dan Harvard University dalam menggunakan big data untuk mempelajari penyebaran potensial virus corona di Taiwan. Kolaborasi internasional ini sedang dipimpin oleh Profesor Asisten Hsiao-Han Chang dari Institut Bioinformatika dan Biologi Struktural di NTHU. Hasil awal menunjukkan bahwa risiko penularan lokal lebih tinggi daripada transmisi jarak jauh antara kabupaten dan kota. Saran Chang untuk liburan mendatang adalah tetap di rumah dan menghindari keramaian.

Untuk melihat rilis pers multimedia selengkapnya, klik di sini: https://www.businesswire.com/news/home/20200519005046/en/
 
Berdasarkan hasil dari studi lain yang telah ia lakukan baru-baru ini menggunakan pemodelan matematika untuk menilai dampak dari memakai masker wajah, Chang mendukung penuh keputusan Central Epidemic Command Centers (CECC) untuk mengatur sistem untuk mendistribusikan masker, karena mencegah penimbunan barang penting untuk membatasi penyebaran epidemi.

Menggunakan big data Facebook dalam pergerakan orang-orang

Pada akhir Januari, Facebook, platform media sosial terbesar di dunia - mulai memberikan data pergerakan untuk studi bersama oleh NTHU dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard tentang penyebaran virus corona. Data termasuk perkiraan jumlah orang yang bergerak di antara kota-kota.

Keramaian berisiko tinggi

Tim peneliti Chang juga menemukan bahwa pergerakan setempat memainkan peran lebih penting dalam penyebaran potensial virus corona dibandingkan pergerakan jarak jauh. Ini bertentangan dengan persepsi luas bahwa jarak yang ditempuh merupakan faktor paling berisiko; yang paling penting sebenarnya adalah jumlah orang yang dihubungi dan lamanya seseorang berhubungan dekat dengan mereka. Jadi, mengunjungi tempat-tempat ramai di dekat rumah seseorang mungkin tidak lebih aman daripada bepergian ke tempat-tempat wisata populer. Bagi Chang, satu hal yang agak berkaitan dengan penemuan penelitian ini adalah bahwa, terlepas dari peringatan berulang yang dikeluarkan oleh CECC sejak awal wabah, perjalanan di Taiwan terus berlanjut tanpa henti. Tim juga telah menggunakan pemodelan matematika untuk menstimulasikan dampak dari pemakaian masker. Menurut Chang, ada kolerasi jelas antara penggunaan masker yang tersebar luas dan benar dan angka infeksi yang lebih rendah. Jutaan masker sedang diproduksi dan didstribusikan setiap hari di Taiwan, dan ini merupakan salah satu alasan negara telah mampu menangkal pandemi yang relatif tanpa cedera.

Distribusi prioritas masker

Studi oleh Chanf dan Colin Worby, seorang ahli biologi komputasi di Broad Institute of MIT dan Harvard, menunjukkan bahwa penggunaan masker yang tepat oleh sebagian besar orang mengurangi jumlah infeksi dan kematian secara signifikan.

Mereka juga menemukan bahwa ketika masker terbatas, memberikan prioritas untuk kelompok berisiko tinggi membantu untuk mengurangi infeksi dan kematian secara keseluruhan. Chang mengatakan bahwa di awal permulaan epidemi CECC memerintahkan pabrik-pabrik masker di Taiwan dan membuat sistem distribusi masker untuk mencegah orang panik membeli dan menimbun dua langkah utama yang telah membantu negara mengendalikan kurvanya.

Baca versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20200519005046/en/

Kontak

Holly Hsueh
NTHU
(886)3-516-2006
hoyu@mx.nthu.edu.tw

Sumber: National Tsing Hua University

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.


Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024