ProVisi/Room to Read bersama Kemendikbudristek RI Ajak Guru, Pegiat Literasi, dan Orang Tua Menjadi Teladan agar Anak Cinta Buku

ProVisi/Room to Read bersama Kemendikbudristek RI Ajak Guru, Pegiat Literasi, dan Orang Tua Menjadi Teladan agar Anak Cinta Buku

Dok. ProVisi: Kurniawan, S.T., M.B.A dan David Strawbridge dari Room to Read mengajak peserta Workshop untuk menjadi teladan bagi anak-anak

Tangerang (ANTARA) ProVisi/Room to Read bersama dengan Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengajak guru, pegiat literasi, dan orang tua untuk mengakses buku cerita bermutu dan melakukan kegiatan membaca nyaring lewat workshop nasional yang diselenggarakan pada 6-8 dan 20-22 September 2022.

Workshop Nasional Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Buku dan Kegiatan Membaca ini terbuka bagi guru, pegiat literasi, dan orang tua dan diikuti oleh lebih dari 500 peserta yang terbagi dalam dua pelaksanaan workshop.

Dalam sambutannya saat membuka workshop, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek Kurniawan S.T., M.B.A, yang mewakili Direktur Sekolah Dasar, Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan membaca dapat berkontribusi meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Kami berharap Bapak/Ibu dapat memberi keteladanan kepada peserta didik agar mereka memiliki kebiasaan membaca dan mencintai buku, yang akhirnya menjadi karakter dan budaya mereka, tegas Kurniawan S.T., M.B.A pada sambutannya.

Untuk mengakses buku-buku nonteks bermutu bagi anak, peserta diperkenalkan pelantar digital Literacy Cloud yang dapat diakses secara cuma-cuma.

Maria Pujiati, Kepala SD Kalam Kudus Sorong, Papua Barat yang mengikuti workshop bersama guru-guru di sekolahnya mengungkapkan bahwa ia baru kali pertama ini mendapatkan informasi tentang Literacy Cloud.

Selama ini kami mencari-cari informasi tentang literasi digital yang mudah diakses. Dengan Literacy Cloud, siswa bisa mengakses dari mana saja dan kapan saja, tidak harus di perpustakaan sekolah, ungkap Maria.

Menggunakan buku-buku di sekolah maupun di pelantar Literacy Cloud, peserta diajak berlatih melakukan kegiatan membaca nyaring agar anak semakin tertarik pada buku.

Salah satu peserta yang pernah melakukan membaca nyaring, Novalina Tamba dari SDN 001 Balikpapan Selatan, berbagi manfaat membaca nyaring yang ia alami sendiri. Anaknya, yang telah dibacakan sejak usia balita, tumbuh dengan keterampilan bercerita dan berbicara yang baik meskipun belum terampil membaca.

Pada kesempatan tersebut, Novalina menambahkan, Membaca nyaring tidak hanya melatih pendengaran, tetapi juga perhatian. Tidak hanya telinga, otak dan hati juga bekerja sehingga melatih pemahaman anak akan cerita.

Rangkaian workshop nasional dengan tema ini masih akan terus diselenggarakan selama tahun 2022 untuk menjangkau lebih banyak guru, pegiat literasi, dan orang tua di seluruh wilayah di Indonesia.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024