Jogja (ANTARA Jogja) - Sekolah, madrasah, dan pesantren Muhammadiyah tumbuh dan berkembang sebagai salah satu pranata gerakan dakwah dan tajdid, kata Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Baedhowi.
"Hal itu diharapkan akan melahirkan generasi baru dan penerus yang baik budi, berakhlak mulia, alim dalam agama, luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu umum, dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dalam gerakan melintasi zaman dan di tengah-tengah suasana yang diwarnai persaingan dalam pencapaian mutu pendidikan, gerakan sadar dan budaya mutu pendidikan Muhammadiyah adalah niscaya.
"Guru dan aktivis pendidikan Muhammadiyah adalah kunci utama menuju terwujudnya budaya mutu. Proses pencapaian mutu memerlukan gerak simultan antara yang bersifat pembiasaan, pembudayaan, dan pendidikan," katanya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mami Hajaroh mengatakan bahwa prestasi merupakan hasil dari sebuah perjuangan yang dilakukan oleh sekolah Muhammadiyah dalam meningkatkan mutu pendidikannya.
Menurut dia, prestasi-prestasi siswa, guru, dan pimpinan perguruan Muhammadiyah merupakan hasil dari perjuangan pendidikan selama ini.
Namun, kata dia, prestasi-prestasi yang sudah ada harus tetap dipertahankan atau lebih dikembangkan ke depan.
"Dengan demikian, sekolah-sekolah Muhammadiyah yang belum bisa berprestasi mampu mencontoh sekolah Muhammadiyah yang sudah berprestasi," katanya.
Ia mengatakan bahwa prestasi-prestasi siswa Muhammadiyah perlu didukung oleh semua elemen masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah.
"Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bisa menjadi pemecut semangat untuk meningkatkan prestasi sekolah-sekolah Muhammadiyah," katanya.
(L.B015)
"Hal itu diharapkan akan melahirkan generasi baru dan penerus yang baik budi, berakhlak mulia, alim dalam agama, luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu umum, dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dalam gerakan melintasi zaman dan di tengah-tengah suasana yang diwarnai persaingan dalam pencapaian mutu pendidikan, gerakan sadar dan budaya mutu pendidikan Muhammadiyah adalah niscaya.
"Guru dan aktivis pendidikan Muhammadiyah adalah kunci utama menuju terwujudnya budaya mutu. Proses pencapaian mutu memerlukan gerak simultan antara yang bersifat pembiasaan, pembudayaan, dan pendidikan," katanya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mami Hajaroh mengatakan bahwa prestasi merupakan hasil dari sebuah perjuangan yang dilakukan oleh sekolah Muhammadiyah dalam meningkatkan mutu pendidikannya.
Menurut dia, prestasi-prestasi siswa, guru, dan pimpinan perguruan Muhammadiyah merupakan hasil dari perjuangan pendidikan selama ini.
Namun, kata dia, prestasi-prestasi yang sudah ada harus tetap dipertahankan atau lebih dikembangkan ke depan.
"Dengan demikian, sekolah-sekolah Muhammadiyah yang belum bisa berprestasi mampu mencontoh sekolah Muhammadiyah yang sudah berprestasi," katanya.
Ia mengatakan bahwa prestasi-prestasi siswa Muhammadiyah perlu didukung oleh semua elemen masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah.
"Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bisa menjadi pemecut semangat untuk meningkatkan prestasi sekolah-sekolah Muhammadiyah," katanya.
(L.B015)