Yogyakarta (ANTARA Jogja) - Pemasangan "Area Traffic Control System" di sejumlah alat pemberi isyarat lampu lalu lintas di Kota Yogyakarta tidak akan menghilangkan ciri khas Yogyakarta di tiang lampu lalu lintas yang sudah ada.

"Ornamen khas Yogyakarta di tiang lampu lalu lintas itu akan tetap dipertahankan. Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah DIY setelah pemasangan `area traffic control system` (ATCS) selesai dilakukan," kata Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto di Yogyakarta, Jumat.

Tiang lampu lalu lintas di Kota Yogyakarta memiliki ciri yang membedakan dengan tiang lampu lalu lintas di daerah lain, karena dicat dengan warna dasar hijau tua dan terdapat ukiran Khas Yogyakarta di tiangnya.

Windarto mengatakan, ornamen khas Yogyakarta di tiang lampu lalu lintas tersebut terbuat dari "fiber glass" yang bisa langsung dipasang dengan mudah.

Di Kota Yogyakarta terdapat sebanyak 58 tiang lampu lalu lintas yang sudah dilengkapi dengan ornamen khas tersebut. Pemasangan ornamen khas tersebut sudah dilakukan sejak 2009.

Sementara itu, mengenai pemasangan ATCS seluruhnya dikerjakan dengan dana APBN yaitu dimulai dari simpang tiga Maguwoharjo Kabupaten Sleman hingga simpang empat Pingit Kota Yogyakarta.

"Saat ini, pemasangan ATCS sampai di simpang Demangan. Rencananya akan dilakukan hingga simpang Tugu. Di tiang lampu lalu lintas Demangan belum dilengkapi ornamen khas Yogyakarta. Tapi kami akan segera menambahkan dengan ornamen khas Yogyakarta," katanya.

Dengan ATCS, lanjut dia, petugas bisa mengatur durasi lampu lalu lintas untuk disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di lokasi tersebut langsung dari ruang kontrol.

"Untuk kontrol ATCS di Demangan, itu ada di pemerintah DIY. Tetapi kami juga bisa ikut memantau," katanya.

Sedangkan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga akan melakukan pemasangan ATCS di setidaknya tiga titik, yaitu di simpang empat Wirobrajan, Jalan Kusumanegara dan di Jalan Gedongkuning. Rencananya, pemasangan akan dilakukan tahun depan.

(E013)


Pewarta :
Editor : Mamiek
Copyright © ANTARA 2025