Sleman (ANTARA Jogja) - Kalangan masyarakat di Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogakarta, akan memanfaatkan saluran irigasi sebagai sumber pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
"Kami sudah ada kesepakatan dengan warga pembudidaya udang, lele, gurami, dan masyarakat untuk memanfaatkan secara optimal pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Saat ini, mikrohidro baru dimanfaatkan oleh Kantor Desa Sendangrejo dan lima rumah warga yang kurang mampu," kata Kepala Desa Sendangrejo, Waljono di Sleman, Jumat.
Dia mengatakan, listrik tenaga mikrohidro di desa ini mampu menghasilkan tenaga 10 kilowatt. Namun belum dimanfaatkan secara optimal. Rencananya, berdasarkan komunikasi dengan Fakultas Teknik UGM akan ada pengembangan tenaga listrik mikrohidro yang lebih besar.
"Kami dari pemerintah masih mengelola bantuan dari UGM dan memanfaatkan dengan baik untuk kepentingan masyarakat," kata dia.
Dosen pembimbing kursus singkat sumber daya air Fakultas Teknik UGM, Bambang Triatmojo saat melakukan peninjauan listrik tenaga mikrohidro di Desa Sendangrejo mengatakan, mikrohidro penting dalam membangkitkan tenaga listrik.
Menurut dia, pembangkit listrik di Indonesia kembanyakan menggunakan tenaga listrik tenaga disel, tenaga uap dari batu bara, dan gas yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
"Padahal, sumber daya air di Indonesia sangat melimpah. Kami mengharapkan kepada peserta kursur sumber daya air dapat mengembangkan mikrohidro di daerahnya masing-masing sehingga membantu daerah dalam menciptakan energi baru," kata Bambang.
Menurut Bambang, listrik mikrohidro di Desa Sendangrejo tidak memengaruhi kebutuhan air untuk pertanian dan perikanan. Justru dapat berjalan bersamaan.
"Mikrohidro ini memanfaatkan saluran irigrasi. Ketimbang air yang lewat sini percuma dan tidak manfaat, kami manfaatkan untuk mikrohidro. Selain itu, pengairan sawah tidak terpengaruh dengan adanya mikrohidro," kata Bambang.
(KR-STR)
"Kami sudah ada kesepakatan dengan warga pembudidaya udang, lele, gurami, dan masyarakat untuk memanfaatkan secara optimal pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Saat ini, mikrohidro baru dimanfaatkan oleh Kantor Desa Sendangrejo dan lima rumah warga yang kurang mampu," kata Kepala Desa Sendangrejo, Waljono di Sleman, Jumat.
Dia mengatakan, listrik tenaga mikrohidro di desa ini mampu menghasilkan tenaga 10 kilowatt. Namun belum dimanfaatkan secara optimal. Rencananya, berdasarkan komunikasi dengan Fakultas Teknik UGM akan ada pengembangan tenaga listrik mikrohidro yang lebih besar.
"Kami dari pemerintah masih mengelola bantuan dari UGM dan memanfaatkan dengan baik untuk kepentingan masyarakat," kata dia.
Dosen pembimbing kursus singkat sumber daya air Fakultas Teknik UGM, Bambang Triatmojo saat melakukan peninjauan listrik tenaga mikrohidro di Desa Sendangrejo mengatakan, mikrohidro penting dalam membangkitkan tenaga listrik.
Menurut dia, pembangkit listrik di Indonesia kembanyakan menggunakan tenaga listrik tenaga disel, tenaga uap dari batu bara, dan gas yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
"Padahal, sumber daya air di Indonesia sangat melimpah. Kami mengharapkan kepada peserta kursur sumber daya air dapat mengembangkan mikrohidro di daerahnya masing-masing sehingga membantu daerah dalam menciptakan energi baru," kata Bambang.
Menurut Bambang, listrik mikrohidro di Desa Sendangrejo tidak memengaruhi kebutuhan air untuk pertanian dan perikanan. Justru dapat berjalan bersamaan.
"Mikrohidro ini memanfaatkan saluran irigrasi. Ketimbang air yang lewat sini percuma dan tidak manfaat, kami manfaatkan untuk mikrohidro. Selain itu, pengairan sawah tidak terpengaruh dengan adanya mikrohidro," kata Bambang.
(KR-STR)