Jogja (ANTARA Jogja) - Uranium potensial digunakan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi dunia karena ketersediaannya cukup melimpah, kata staf ahli Menteri Riset dan Teknologi Bidang Energi dan Material Maju Agus R Hoetman.
"Ketersediaan uranium dunia diprediksi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 3.600 tahun," katanya pada seminar "Diseminasi Penelitian dan Arah Kebijakan Penelitian untuk Ketahanan Pangan dan Energi", di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia pemenuhan kebutuhan energi masih bisa diantisipasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan, salah satunya adalah uranium yang merupakan sumber energi nuklir. Uranium dengan proses "recycle atau "reprocessing` bisa bertahan hingga 3.600 tahun.
"Di Indonesia potensi cadangan uraniumnya tersebar di beberapa daerah luar Pulau Jawa sehingga memungkinkan penggunaan energi nuklir jika ke depannya sudah tidak ada lagi suplai energi fosil," katanya.
Ia mengatakan penggunaan energi Indonesia pada 2010 masih didominasi suplai energi fosil sebesar 95,21 persen, sedangkan energi terbarukan baru dimanfaatkan kurang dari lima persen.
Melihat kondisi pasokan energi fosil yang terus menipis, maka memaksimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi langkah tepat karena Indonesia memiliki potensi besar terhadap sumber energi baru.
"Indonesia adalah negara yang sangat kaya variasi sumber energi baru dan terbarukan seperti air, angin, biomasa, panas bumi, dan matahari," katanya.
Menurut dia cara lain untuk memperbarui energi adalah dengan melakukan penghematan atau konservasi energi. Melalui konservasi akan lebih menghemat biaya dibandingkan dengan melakukan penambahan kebutuhan.
"Penyediaan energi termurah dengan konservasi, tetapi dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dalam menganalisisnya," kata Agus.
Guru Besar Bidang Kimia Fakultas MIPA UGM Wega Trisunaryanti mengatakan hidrogen merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi digunakan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi.
"Selain bersifat terbarukan, hidrogen juga bersifat ramah lingkungan. Tidak seperti energi fosil yang banyak menyumbang emisi karbon yang membahayakan lingkungan dan kesehatan," katanya.***3***
(L.B015*H010/B/Y008/C/Y008) 05-12-2012 15:51:04
"Ketersediaan uranium dunia diprediksi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 3.600 tahun," katanya pada seminar "Diseminasi Penelitian dan Arah Kebijakan Penelitian untuk Ketahanan Pangan dan Energi", di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia pemenuhan kebutuhan energi masih bisa diantisipasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan, salah satunya adalah uranium yang merupakan sumber energi nuklir. Uranium dengan proses "recycle atau "reprocessing` bisa bertahan hingga 3.600 tahun.
"Di Indonesia potensi cadangan uraniumnya tersebar di beberapa daerah luar Pulau Jawa sehingga memungkinkan penggunaan energi nuklir jika ke depannya sudah tidak ada lagi suplai energi fosil," katanya.
Ia mengatakan penggunaan energi Indonesia pada 2010 masih didominasi suplai energi fosil sebesar 95,21 persen, sedangkan energi terbarukan baru dimanfaatkan kurang dari lima persen.
Melihat kondisi pasokan energi fosil yang terus menipis, maka memaksimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi langkah tepat karena Indonesia memiliki potensi besar terhadap sumber energi baru.
"Indonesia adalah negara yang sangat kaya variasi sumber energi baru dan terbarukan seperti air, angin, biomasa, panas bumi, dan matahari," katanya.
Menurut dia cara lain untuk memperbarui energi adalah dengan melakukan penghematan atau konservasi energi. Melalui konservasi akan lebih menghemat biaya dibandingkan dengan melakukan penambahan kebutuhan.
"Penyediaan energi termurah dengan konservasi, tetapi dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dalam menganalisisnya," kata Agus.
Guru Besar Bidang Kimia Fakultas MIPA UGM Wega Trisunaryanti mengatakan hidrogen merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi digunakan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan energi.
"Selain bersifat terbarukan, hidrogen juga bersifat ramah lingkungan. Tidak seperti energi fosil yang banyak menyumbang emisi karbon yang membahayakan lingkungan dan kesehatan," katanya.***3***
(L.B015*H010/B/Y008/C/Y008) 05-12-2012 15:51:04