Jogja (Antara Jogja) - Peristiwa sejarah "Jogja Kembali" yang terjadi 64 tahun lalu menjadi bagian penting dalam perjalanan Kemerdekaan Indonesia karena menjadi bagian yang memperkuat keistimewaan Yogyakarta, kata Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX.
"Peristiwa ini menjadi titik awal Indonesia bebas dari cengkeraman penjajah Belanda sekaligus menjadi faktor keistimewaan Yogyakarta seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 13/2012," katanya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Jogja Kembali di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Yogyakarta selalu memiliki peran dalam sejarah perjuangan Indonesia termasuk saat pemindahan ibukota dari Jakarta.
Selain itu, Yogyakarta dengan para negarawan dan pejuangnya tampil sebagai penyangga Republik Indonesia yang saat itu masih berusia sangat muda.
"Peristiwa bersejarah ini seharusnya senantiasa harus dikenang dan dipelajari, khususnya untuk generasi muda," katanya.
Ia menambahkan, semangat perjuangan Jogja Kembali hendaknya bisa diaktualisasikan dalam dalam konteks kekinian sehingga mampu menjadi kekuatan bagi generasi muda karena generasi muda mengemban tanggung jawab yang sangat besar.
"Tanggung jawab generasi muda bukan lagi bertempur mengangkat senjata tetapi mengisi kemerdekaan dan mewujudkan cita-cita bangsa yang belum tercapai," katanya.
Sementara itu, salah satu pelaku sejarah yang juga menjadi Ketua Badan Pengurus Pusat Paguyuban Wehrkreis Mayjend Sukotjo Tjokroatmodjo menceritakan kembali peristiwa sejarah 64 tahun lalu.
"Masyarakat Yogykarata memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini diakui sebagai peristiwa internasional untuk memukul mundur Belanda dari Indonesia," katanya.
Upacara peringatan bersejarah tersebut diikuti oleh anggota Paguyuban Wehrkreis dan pelajar, TNI, dan juga komunitas masyarakat yang sengaja mengenakna kostum ala pejuang.
(E013)
"Peristiwa ini menjadi titik awal Indonesia bebas dari cengkeraman penjajah Belanda sekaligus menjadi faktor keistimewaan Yogyakarta seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 13/2012," katanya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Jogja Kembali di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Yogyakarta selalu memiliki peran dalam sejarah perjuangan Indonesia termasuk saat pemindahan ibukota dari Jakarta.
Selain itu, Yogyakarta dengan para negarawan dan pejuangnya tampil sebagai penyangga Republik Indonesia yang saat itu masih berusia sangat muda.
"Peristiwa bersejarah ini seharusnya senantiasa harus dikenang dan dipelajari, khususnya untuk generasi muda," katanya.
Ia menambahkan, semangat perjuangan Jogja Kembali hendaknya bisa diaktualisasikan dalam dalam konteks kekinian sehingga mampu menjadi kekuatan bagi generasi muda karena generasi muda mengemban tanggung jawab yang sangat besar.
"Tanggung jawab generasi muda bukan lagi bertempur mengangkat senjata tetapi mengisi kemerdekaan dan mewujudkan cita-cita bangsa yang belum tercapai," katanya.
Sementara itu, salah satu pelaku sejarah yang juga menjadi Ketua Badan Pengurus Pusat Paguyuban Wehrkreis Mayjend Sukotjo Tjokroatmodjo menceritakan kembali peristiwa sejarah 64 tahun lalu.
"Masyarakat Yogykarata memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini diakui sebagai peristiwa internasional untuk memukul mundur Belanda dari Indonesia," katanya.
Upacara peringatan bersejarah tersebut diikuti oleh anggota Paguyuban Wehrkreis dan pelajar, TNI, dan juga komunitas masyarakat yang sengaja mengenakna kostum ala pejuang.
(E013)