Gunung Kidul (Antara Jogja) - Kebijakan impor daging sapi oleh pemerintah pusat menyebabkan harga sapi di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan antara Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta per ekor.
Seorang pedagang sapi Pasar Hewan Sionoharjo, Pairin, di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan, jenis sapi lokal paling terkena dampak dari impor daging sapi.
"Sebelum ada isu impor daging sapi, harga sapi lokal Rp10,5 juta sekarang hanya ditawar Rp9 juta per ekor. Ini membuat peternak Gunung Kidul urung menjual sapinya," kata Pairin.
Selain sapi lokal, ia mengatakan, jenis sapi simetal dan limosin. Penurunan harga jenis ini masih berkisar Rp500 ribu per ekor.
Meski harga anjlok, ia mengaku tidak kaget. Sebab, perubahan harga menjelang hari besar suda biasa terjadi, dan hampir sepanjang tahun mengalami perubahan minimal lima kali.
"Yang menjadi masalah sekarang ini, kenapa kenapa permasalahan harga sapi dan daging sapi selalu saja berulang seolah tidak ada solusi. Kami sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, kami tidak bisa berbuat banyak. Kalaupun mengeluh, tidak ada gunannya," kata dia.
Seorang pedagang lain, Yuliantoro mengatakan harga sapi bakalan jenis simental umur 8 - 9 bulan berkisar antara Rp10 juta - Rp12 juta per ekor, Limousin Rp8 juta - Rp9 juta per ekor, dan sapi putih Jawa hanya mencapai Rp6 juta - Rp7 juta per ekor.
Sedang harga sapi dewasa umur di atas dua tahun jenis simental kini berkisar antara Rp20 juta - Rp25 juta per ekor, Limousin Rp14 juta - Rp15 juta per ekor, serta sapi Jawa hanya Rp11 juta - Rp13 juta per ekor.
"Harga sapi masih menyesuaikan dengan kondisi dan kualitas sapi. Selain itu, ditentukan besar atau kecilnya lingkar badan sapi," kata dia.
Sementara harga kambing jantan dewasa di atas umur 1,5 tahun harganya kini sudah tembus Rp2 juta per ekor dan bakalan jantan umur 5 - 6 bulan mencapai Rp800 ribu - Rp1 juta per ekor. Sedang untuk kambing betina harga masih stabil, untuk bakalan muda Rp400 ribu per ekor dan dewasa Rp800 ribu - Rp900 ribu per ekor.
"Kami memprediksi harga sapi dan kambing akan kembali mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Kurban," kata dia.
(KR-STR)
Seorang pedagang sapi Pasar Hewan Sionoharjo, Pairin, di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan, jenis sapi lokal paling terkena dampak dari impor daging sapi.
"Sebelum ada isu impor daging sapi, harga sapi lokal Rp10,5 juta sekarang hanya ditawar Rp9 juta per ekor. Ini membuat peternak Gunung Kidul urung menjual sapinya," kata Pairin.
Selain sapi lokal, ia mengatakan, jenis sapi simetal dan limosin. Penurunan harga jenis ini masih berkisar Rp500 ribu per ekor.
Meski harga anjlok, ia mengaku tidak kaget. Sebab, perubahan harga menjelang hari besar suda biasa terjadi, dan hampir sepanjang tahun mengalami perubahan minimal lima kali.
"Yang menjadi masalah sekarang ini, kenapa kenapa permasalahan harga sapi dan daging sapi selalu saja berulang seolah tidak ada solusi. Kami sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, kami tidak bisa berbuat banyak. Kalaupun mengeluh, tidak ada gunannya," kata dia.
Seorang pedagang lain, Yuliantoro mengatakan harga sapi bakalan jenis simental umur 8 - 9 bulan berkisar antara Rp10 juta - Rp12 juta per ekor, Limousin Rp8 juta - Rp9 juta per ekor, dan sapi putih Jawa hanya mencapai Rp6 juta - Rp7 juta per ekor.
Sedang harga sapi dewasa umur di atas dua tahun jenis simental kini berkisar antara Rp20 juta - Rp25 juta per ekor, Limousin Rp14 juta - Rp15 juta per ekor, serta sapi Jawa hanya Rp11 juta - Rp13 juta per ekor.
"Harga sapi masih menyesuaikan dengan kondisi dan kualitas sapi. Selain itu, ditentukan besar atau kecilnya lingkar badan sapi," kata dia.
Sementara harga kambing jantan dewasa di atas umur 1,5 tahun harganya kini sudah tembus Rp2 juta per ekor dan bakalan jantan umur 5 - 6 bulan mencapai Rp800 ribu - Rp1 juta per ekor. Sedang untuk kambing betina harga masih stabil, untuk bakalan muda Rp400 ribu per ekor dan dewasa Rp800 ribu - Rp900 ribu per ekor.
"Kami memprediksi harga sapi dan kambing akan kembali mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Kurban," kata dia.
(KR-STR)