Jakarta (Antara Jogja) - Peraih medali emas cabang olahraga atletik nomor lompat jauh putri Asian Games XVII-2014 Maria Natalia Londa mengakui untuk menjadi juara membutuhkan perjuangan melalui proses panjang.
"Puji Tuhan, proses yang panjang ini harus dihargai dan disyukuri," kata atlet berpostur 163 cm dan berat 57 kg yang lahir di Denpasar, 29 Oktober 1990 kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Sulung dari tiga bersaudara buah hati pasangan I Gusti Agung Ayu Komang Anastasia Ariiningsih (ibu) dan Kamilus Kasi (ayah) ini berjanji pada diri sendiri untuk lebih giat lagi berlatih.
"Masih ada pertandingan di depan, jangan sampai terbuai dengan hasil di sini," kata atlet yang juga berprofesi sebagai guru olahraga dan pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Bali ini.
Maria mengaku tidak akan melupakan semua pengalaman bertanding yang pernah diikutinya karena semuanya itu merupakan bagian dari proses hingga berada di posisi yang sekarang.
Selain itu, dalam kepemimpinan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru Imam Nahrawi, Maria berharap di daerah-daerah terpencil dapat dibangun venue atau arena baru bagi para atlet.
Pasalnya, menurut atlet yang memiliki rekor lompatan sejauh 6,55 meter ini, tidak semua atlet berasal dari kota besar, sebagian besar berada di kota-kota kecil dan daerah pedalaman.
"Sehingga akan lebih baik jika fasilitas olahraga dapat dibangun secara merata di semua wilayah Indonesia tanpa membedakan kota besar atau kecil bahkan pedalaman," ujarnya.
Maria mengatakan jika bakat yang dimiliki seorang atlet muda didorong dengan fasilitas yang memadai, maka akan memunculkan prestasi yang baik, sehingga perlu pemerataan fasilitas olahraga di semua daerah.
"Jadi fasilitas olahraga harus sama antara di kota dan di daerah, supaya atlet-atlet muda yang berpotensi dapat berlatih dengan baik dan mencapai prestasi yang membanggakan," kata atlet yang mengakhiri 16 tahun paceklik emas atletik Indonesia di Asian Games.
Pelatih I Ketut Pageh adalah orang yang menyadari bakat atlet yang menyelesaikan bangku pendidikannya dari Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan PGRI Bali ini.
Maria menuturkan kesuksesan yang diraihnya saat ini juga merupakan dukungan dari semua pihak, keluarga, teman hingga pelatih.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, catatan terbaik yang dimiliki Maria Lando di antaranya untuk outdoor yaitu lompat jauh: 6,55 meter China Taipei Open (25 Mei 2012) dan lompat jangkit: 14,17 meter SEA Games XVII Myanmar (17 Desember 2013).
Sedangkan untuk indoor yaitu lompat jauh: 6,18 meter di Hangzhou (15 Februari 2014) dan lompat jangkit: 13,04 meter di Hanoi (1 November 2009).
Prestasi terbaik Maria lainnya antara lain pada SEA Games XXVI-2011 Jakarta-Palembang berhasil menyumbangkan dua perak dari nomor lompat jauh dan lompat jangkit. Pada SEA Games XXVII-2013 Myanmar menyumbangkan dua emas lagi dari nomor lompat jauh lompat jangkit.
Lalu pada Asian Games XVII-2014 Incheon, Maria berhasil menyumbangkan emas pada nomor lompat jauh.
Kesejahteraan Atlet Diperhatikan
Maria Lando yang pernah menerima penghargaan Achievement Award 2014 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengatakan menjadi atlet sekarang tidaklah seperti dulu.
Pasalnya, menjadi atlet saat ini sangat diperhatikan, sehingga baginya menjadi atlet tidak sekadar hobi saja, tetapi bisa juga menjadi penghasilan.
"Saya berharap atlet-atlet yang pernah berprestasi dalam masa kejayaannya dapat terus memperoleh perhatian dari semua pihak khususnya pemerintah," kata Maria.
Belum lama ini, ketika pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) KONI se-Indonesia yang digelar di Jakarta, Maria menjadi salah satu atlet berprestasi yang berhasil mendapat tunjangan prestasi atas perjuangannya mengharumkan nama Indonesia di ajang Asia Games 2014 Incheon, Korea Selatan.
"Saya mendapat tunjangan prestasi sebesar Rp15 juta atas perolehan emas di Asia Games 2014 Incheon, Korea Selatan," katanya.
Selain Maria, ada beberapa atlet yang juga mendapat tunjangan prestasi di antaranya 16 atlet cabang olahraga bulu tangkis, 10 atlet dayung, satu atlet jet ski, satu atlet wushu dan satu atlet bridge (kartu).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Pusat Ir. K. Inugroho mengatakan kesejahteraan para pelaku olahraga setelah tidak berprestasi akan diperhatikan.
"Kesejahteraan pelaku olahraga ini akan kami usulkan dalam bentuk asuransi kepada pemerintah selaku mitra KONI," katanya.
Dia menjelaskan usulan ini merupakan motivasi bagi para atlet dalam pencapaian sebuah prestasi olahraga khususnya di ajang internasional.
"Tahun lalu KONI sudah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota penandatanganan kesepahaman dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta BUMN," ujarnya yang akrab disapa Inu.
Menurut Inu, selain usulan asuransi bagi para pelaku olahraga setelah tidak berprestasi ini, pihaknya juga memutuskan untuk memberikan tunjangan prestasi kepada atlet agar lebih memacu semangatnya mengukir kemenangan.
"Khususnya keberhasilan melalui kemenangan di ajang pertandingan olahraga internasional seperti SEA Games dan Olimpiade," katanya lagi.
Dia menuturkan misalnya saja belum lama ini KONI bekerjasama dengan BUMN yaitu Pertamina memberikan tunjangan prestasi kepada beberapa atlet berprestasi.
"Diharapkan dengan adanya usulan asuransi dan tunjangan prestasi ini dapat memotivasi atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi," tambah Inu.
(SDP-74)
"Puji Tuhan, proses yang panjang ini harus dihargai dan disyukuri," kata atlet berpostur 163 cm dan berat 57 kg yang lahir di Denpasar, 29 Oktober 1990 kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Sulung dari tiga bersaudara buah hati pasangan I Gusti Agung Ayu Komang Anastasia Ariiningsih (ibu) dan Kamilus Kasi (ayah) ini berjanji pada diri sendiri untuk lebih giat lagi berlatih.
"Masih ada pertandingan di depan, jangan sampai terbuai dengan hasil di sini," kata atlet yang juga berprofesi sebagai guru olahraga dan pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Bali ini.
Maria mengaku tidak akan melupakan semua pengalaman bertanding yang pernah diikutinya karena semuanya itu merupakan bagian dari proses hingga berada di posisi yang sekarang.
Selain itu, dalam kepemimpinan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru Imam Nahrawi, Maria berharap di daerah-daerah terpencil dapat dibangun venue atau arena baru bagi para atlet.
Pasalnya, menurut atlet yang memiliki rekor lompatan sejauh 6,55 meter ini, tidak semua atlet berasal dari kota besar, sebagian besar berada di kota-kota kecil dan daerah pedalaman.
"Sehingga akan lebih baik jika fasilitas olahraga dapat dibangun secara merata di semua wilayah Indonesia tanpa membedakan kota besar atau kecil bahkan pedalaman," ujarnya.
Maria mengatakan jika bakat yang dimiliki seorang atlet muda didorong dengan fasilitas yang memadai, maka akan memunculkan prestasi yang baik, sehingga perlu pemerataan fasilitas olahraga di semua daerah.
"Jadi fasilitas olahraga harus sama antara di kota dan di daerah, supaya atlet-atlet muda yang berpotensi dapat berlatih dengan baik dan mencapai prestasi yang membanggakan," kata atlet yang mengakhiri 16 tahun paceklik emas atletik Indonesia di Asian Games.
Pelatih I Ketut Pageh adalah orang yang menyadari bakat atlet yang menyelesaikan bangku pendidikannya dari Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan PGRI Bali ini.
Maria menuturkan kesuksesan yang diraihnya saat ini juga merupakan dukungan dari semua pihak, keluarga, teman hingga pelatih.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, catatan terbaik yang dimiliki Maria Lando di antaranya untuk outdoor yaitu lompat jauh: 6,55 meter China Taipei Open (25 Mei 2012) dan lompat jangkit: 14,17 meter SEA Games XVII Myanmar (17 Desember 2013).
Sedangkan untuk indoor yaitu lompat jauh: 6,18 meter di Hangzhou (15 Februari 2014) dan lompat jangkit: 13,04 meter di Hanoi (1 November 2009).
Prestasi terbaik Maria lainnya antara lain pada SEA Games XXVI-2011 Jakarta-Palembang berhasil menyumbangkan dua perak dari nomor lompat jauh dan lompat jangkit. Pada SEA Games XXVII-2013 Myanmar menyumbangkan dua emas lagi dari nomor lompat jauh lompat jangkit.
Lalu pada Asian Games XVII-2014 Incheon, Maria berhasil menyumbangkan emas pada nomor lompat jauh.
Kesejahteraan Atlet Diperhatikan
Maria Lando yang pernah menerima penghargaan Achievement Award 2014 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengatakan menjadi atlet sekarang tidaklah seperti dulu.
Pasalnya, menjadi atlet saat ini sangat diperhatikan, sehingga baginya menjadi atlet tidak sekadar hobi saja, tetapi bisa juga menjadi penghasilan.
"Saya berharap atlet-atlet yang pernah berprestasi dalam masa kejayaannya dapat terus memperoleh perhatian dari semua pihak khususnya pemerintah," kata Maria.
Belum lama ini, ketika pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) KONI se-Indonesia yang digelar di Jakarta, Maria menjadi salah satu atlet berprestasi yang berhasil mendapat tunjangan prestasi atas perjuangannya mengharumkan nama Indonesia di ajang Asia Games 2014 Incheon, Korea Selatan.
"Saya mendapat tunjangan prestasi sebesar Rp15 juta atas perolehan emas di Asia Games 2014 Incheon, Korea Selatan," katanya.
Selain Maria, ada beberapa atlet yang juga mendapat tunjangan prestasi di antaranya 16 atlet cabang olahraga bulu tangkis, 10 atlet dayung, satu atlet jet ski, satu atlet wushu dan satu atlet bridge (kartu).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Pusat Ir. K. Inugroho mengatakan kesejahteraan para pelaku olahraga setelah tidak berprestasi akan diperhatikan.
"Kesejahteraan pelaku olahraga ini akan kami usulkan dalam bentuk asuransi kepada pemerintah selaku mitra KONI," katanya.
Dia menjelaskan usulan ini merupakan motivasi bagi para atlet dalam pencapaian sebuah prestasi olahraga khususnya di ajang internasional.
"Tahun lalu KONI sudah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota penandatanganan kesepahaman dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta BUMN," ujarnya yang akrab disapa Inu.
Menurut Inu, selain usulan asuransi bagi para pelaku olahraga setelah tidak berprestasi ini, pihaknya juga memutuskan untuk memberikan tunjangan prestasi kepada atlet agar lebih memacu semangatnya mengukir kemenangan.
"Khususnya keberhasilan melalui kemenangan di ajang pertandingan olahraga internasional seperti SEA Games dan Olimpiade," katanya lagi.
Dia menuturkan misalnya saja belum lama ini KONI bekerjasama dengan BUMN yaitu Pertamina memberikan tunjangan prestasi kepada beberapa atlet berprestasi.
"Diharapkan dengan adanya usulan asuransi dan tunjangan prestasi ini dapat memotivasi atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi," tambah Inu.
(SDP-74)