Yogyakarta, (Antara Jogja) - Pendidikan standarisasi perlu dibudayakan dalam berbagai lini pendidikan di Tanah Air, kata Direktur Pendidikan dan Promosi Badan Standarisasi Nasional Metrawinda Tunus.

"Hal itu perlu dilakukan karena standarisasi turut mendorong kesiapan suatu negara ketika akan berkompetisi di pasar global," katanya pada "Training for Trainer Dosen Pengampu Standarisasi" di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan di bidang standarisasi, karena dibanding negara tetangga peserta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia termasuk yang paling tertinggal.

"Kesadaran semua lapisan masyarakat mengenai standarisasi perlu terus ditingkatkan agar Indonesia tidak menjadi negara pasar di era MEA," katanya.

Ia mengatakan dalam dunia perdagangan internasional, standarisasi sangat menguntungkan bagi negara yang telah mapan menerapkannya.

"Sedikitnya ada tiga manfaat dari penerapan standarisasi yakni meningkatkan efisiensi ekonomi, membatasi kegagalan pasar, dan mempromosikan perdagangan," katanya.

Dalam menghadapi persaingan global, kata dia, adanya sistem standarisasi dirasa sangat penting untuk dimiliki oleh Indonesia. Dengan adanya sistem standarisasi yang matang, produk industri dari dalam negeri akan dapat bersaing dengan produk dari negara lain.

"Selain itu, standarisasi juga menjadi pelindung industri dalam negeri dari membanjirnya produk impor yang belum memenuhi standar nasional," katanya.

Rektor UII Harsoyo mengatakan upaya penyadaran mengenai standarisasi menjadi semakin penting karena Indonesia akan segera masuk dalam pasar bebas ASEAN atau dikenal dengan MEA.

"Untuk itu, UII siap mendukung upaya Badan Standarisasi Nasional (BSN) dalam mendorong pendidikan standarisasi khususnya di lingkungan perguruan tinggi," katanya.***4***

(B015)


Pewarta : Oleh Bambang Sutopo Hadi
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024