Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pelaku usaha di daerah setempat meningkatkan kunjungan ke Pusat Layanan Usaha Terpadu guna mengonsultasikan masalah usaha di lapangan.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Agus Mulyono di Yogyakarta, Rabu, mengatakan sejak Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) berdiri pada Juni 2014 hingga saat ini, ada 1.000 pelaku usaha mikro kecil di DIY yang datang. Jumlah itu masih cukup rendah dibandingkan dengan total pelaku usaha di daerah itu.
"Dari 137.267 UMKM di DIY baru 1.000 yang datang berkonsultasi," kata Agus.
Dia menjelaskan dalam mewujudkan pengembangan produk lokal unggulan, PLUT menyajikan beberapa pelayanan konsultasi bisnis, pendidikan, pengembangan manajemen pemasaran, serta pembiayaan.
Menurut dia, selain untuk membangun penguatan daya saing usaha dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pendampingan melalui PLUT tersebut diperlukan agar pelaku usaha juga dapat lebih memperhatikan peluang wisata di DIY.
"Karena DIY ini juga daerah tujuan wisata, kami harap jangan sampai wisatawan ini kecewa datang ke sini," kata dia.
Hingga saat ini, menurut dia, masalah yang masih menonjol yakni mengenai akses pembiayaan, di mana meski mereka memiliki visi yang jelas dalam mengembangkan usahanya, namun terkadang belum "bankable" untuk mengajukan pinjaman modal.
"Sehingga dengan datang ke PLUT persoalan pembiayaan juga bisa kami jembatani," kata dia.
Selain itu, kata Agus, guna mendongkrak daya saing usaha, selain mengoptimalkan PLUT, hingga kini pihaknya rutin menggelar pelatihan bagi UMKM, baik dari sisi manajemen pemasaran maupun teknis produksi yang dilakukan sepekan sekali dengan menyiapkan 12 pendamping UMKM.
"Kami juga melakukan `jemput bola` ke lapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan secara rutin," kata dia. ***3***
(L007)
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Agus Mulyono di Yogyakarta, Rabu, mengatakan sejak Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) berdiri pada Juni 2014 hingga saat ini, ada 1.000 pelaku usaha mikro kecil di DIY yang datang. Jumlah itu masih cukup rendah dibandingkan dengan total pelaku usaha di daerah itu.
"Dari 137.267 UMKM di DIY baru 1.000 yang datang berkonsultasi," kata Agus.
Dia menjelaskan dalam mewujudkan pengembangan produk lokal unggulan, PLUT menyajikan beberapa pelayanan konsultasi bisnis, pendidikan, pengembangan manajemen pemasaran, serta pembiayaan.
Menurut dia, selain untuk membangun penguatan daya saing usaha dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pendampingan melalui PLUT tersebut diperlukan agar pelaku usaha juga dapat lebih memperhatikan peluang wisata di DIY.
"Karena DIY ini juga daerah tujuan wisata, kami harap jangan sampai wisatawan ini kecewa datang ke sini," kata dia.
Hingga saat ini, menurut dia, masalah yang masih menonjol yakni mengenai akses pembiayaan, di mana meski mereka memiliki visi yang jelas dalam mengembangkan usahanya, namun terkadang belum "bankable" untuk mengajukan pinjaman modal.
"Sehingga dengan datang ke PLUT persoalan pembiayaan juga bisa kami jembatani," kata dia.
Selain itu, kata Agus, guna mendongkrak daya saing usaha, selain mengoptimalkan PLUT, hingga kini pihaknya rutin menggelar pelatihan bagi UMKM, baik dari sisi manajemen pemasaran maupun teknis produksi yang dilakukan sepekan sekali dengan menyiapkan 12 pendamping UMKM.
"Kami juga melakukan `jemput bola` ke lapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan secara rutin," kata dia. ***3***
(L007)