Kulon Progo (Antara Jogja) - Ribuan hektare tanaman padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terserang hama keong mas dan wereng, sehingga dikhawatirkan akan berdampak penurunan produksi padi.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan tanaman padi di 12 kecamatan terserang hama keong mas dan wereng.
"Serangan hama keong mas dan wereng menyerang tanaman padi yang menyebar merata di seluruh wilayah Kulon Progo," kata Bambang.
Ia mengatakan organisme pengganggu tanaman (OPT) keong mas sulit diobati, dan dilakukan secara manual. Untuk itu, ia mengimbau kepada petani melakukan pembasmian keong mas secara serentak, berkelanjutan dan bersama-sama.
Petani juga harus membuat ajir supaya telur keong tidak bertebaran kemana-mana. Satu ekor keong bisa bertelur ribuan, sehingga perlu dibuatkan ajir.
"Salah satu cara pembasmian dilakukan secara manual karena tidak bisa diobati," katanya.
Bambang mengatakan dampak dari serangan hama keong mas yakni penurunan produksi padi, namun pihaknya belum bisa memastikan besarannya. Keong mas memakan batang padi pada usia masih mudah, sehingga akan banyak tanaman yang mati. Saat ini, usia tanaman padi kira-kira 15 hingga 20 hari.
"Kami tidak bisa memprediksi penurunan produksi padi. Kami masih harus melakukan pendataan dan pemantauan secara terus menerus," kata dia.
Salah satu petani Bulak Srikayangan Mawardi mengatakan hama keong sudah menyarang tanaman padi sejak persemaian. Dirinya sudah berupaya membasmi hama keong dengan mengambil satu persatu, tapi cara ini tidak efektif. Hama keong terus bertambah setiap harinya.
"Saya sudah pasrah. Setiap hari saya memungut satu tas plastik lima kg, tapi keong bertambah banyak," katanya.***3***
(KR-STR)
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan tanaman padi di 12 kecamatan terserang hama keong mas dan wereng.
"Serangan hama keong mas dan wereng menyerang tanaman padi yang menyebar merata di seluruh wilayah Kulon Progo," kata Bambang.
Ia mengatakan organisme pengganggu tanaman (OPT) keong mas sulit diobati, dan dilakukan secara manual. Untuk itu, ia mengimbau kepada petani melakukan pembasmian keong mas secara serentak, berkelanjutan dan bersama-sama.
Petani juga harus membuat ajir supaya telur keong tidak bertebaran kemana-mana. Satu ekor keong bisa bertelur ribuan, sehingga perlu dibuatkan ajir.
"Salah satu cara pembasmian dilakukan secara manual karena tidak bisa diobati," katanya.
Bambang mengatakan dampak dari serangan hama keong mas yakni penurunan produksi padi, namun pihaknya belum bisa memastikan besarannya. Keong mas memakan batang padi pada usia masih mudah, sehingga akan banyak tanaman yang mati. Saat ini, usia tanaman padi kira-kira 15 hingga 20 hari.
"Kami tidak bisa memprediksi penurunan produksi padi. Kami masih harus melakukan pendataan dan pemantauan secara terus menerus," kata dia.
Salah satu petani Bulak Srikayangan Mawardi mengatakan hama keong sudah menyarang tanaman padi sejak persemaian. Dirinya sudah berupaya membasmi hama keong dengan mengambil satu persatu, tapi cara ini tidak efektif. Hama keong terus bertambah setiap harinya.
"Saya sudah pasrah. Setiap hari saya memungut satu tas plastik lima kg, tapi keong bertambah banyak," katanya.***3***
(KR-STR)