Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Bupati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Badingah dan rombongan mengikuti "Asia Pacifik Geopark Network Symposium" ke-5 di Zhijindong Cave Unesco Global Geopark, Tiongkok, 18-22 September 2017.
Badingah di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan, dengan menjadi anggota "Unesco Global Geopark", Geopark Gunungsewu bisa meningkatkan kunjungan wisata dan kesejahteraan masyarakat.
"Kunjungan dimaksudkan untuk membina hubungan baik antara `Unesco Global Geopark` Khususnya kawasan Asia Pasifik maupun keitutsertaan "Unesco Global Geopark` secara aktif," kata Badingah.
Dia mengatakan, tujuannya adalah memperdalam pemahaman tentang konsep geopark yang sudah terbukti efektif dan efisien untuk membangun daerah secara berkelanjutan. Dengan menjadi anggota "Unesco Global geopark", Geopark Gunungsewu perlu mempersiapkan diri menghadapi revalidasi pada 2019.
"Keanggotaan kita akan dilakukan revalidasi pada 2019," katanya.
Nantinya, lanjut dia, penyelenggaraan "Asia Pacifik Geopark Network Symposium" (APGN) 2019 di Geopark Rinjani, Lombok, Indonesia. Diakuinya sebenarnya Geoprak Gunungsewu ditunjuk sebagai tuan rumah, namun karena keterbatasan anggaran tidak bisa dilaksanakan.
"Kami tidak memiliki anggaran, untuk itu diberikan kepada Rinjani," katanya.
Sementara Sekretaris Geopark Gunungsewu Hary Sukmono mengakui sebenarnya Gunungsewu ditunjuk sebagai tuan rumah APGN 2019 mendatang.
"Karena penunjukannya mendadak, kami belum koordinasi dengan dua kabupaten lain dan anggarannya begitu besar kemarin diputuskan tidak berani," katanya.
Ia mengatakan dalam APGN di Zhijindong Cave Unesco Global Geopark, Tiongkok, 18-22 September, dilakukan pergantian Presiden APGN dari Prof Ibrahum Komo ke Profesor He Qingcheng dan disampaikan daftar Geopark Global yang lulus validasi.
Batur Unesco Global Geopark merupakan wakil Indonesia yang lolos validasi. ***1***
(KR-STR)
Badingah di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan, dengan menjadi anggota "Unesco Global Geopark", Geopark Gunungsewu bisa meningkatkan kunjungan wisata dan kesejahteraan masyarakat.
"Kunjungan dimaksudkan untuk membina hubungan baik antara `Unesco Global Geopark` Khususnya kawasan Asia Pasifik maupun keitutsertaan "Unesco Global Geopark` secara aktif," kata Badingah.
Dia mengatakan, tujuannya adalah memperdalam pemahaman tentang konsep geopark yang sudah terbukti efektif dan efisien untuk membangun daerah secara berkelanjutan. Dengan menjadi anggota "Unesco Global geopark", Geopark Gunungsewu perlu mempersiapkan diri menghadapi revalidasi pada 2019.
"Keanggotaan kita akan dilakukan revalidasi pada 2019," katanya.
Nantinya, lanjut dia, penyelenggaraan "Asia Pacifik Geopark Network Symposium" (APGN) 2019 di Geopark Rinjani, Lombok, Indonesia. Diakuinya sebenarnya Geoprak Gunungsewu ditunjuk sebagai tuan rumah, namun karena keterbatasan anggaran tidak bisa dilaksanakan.
"Kami tidak memiliki anggaran, untuk itu diberikan kepada Rinjani," katanya.
Sementara Sekretaris Geopark Gunungsewu Hary Sukmono mengakui sebenarnya Gunungsewu ditunjuk sebagai tuan rumah APGN 2019 mendatang.
"Karena penunjukannya mendadak, kami belum koordinasi dengan dua kabupaten lain dan anggarannya begitu besar kemarin diputuskan tidak berani," katanya.
Ia mengatakan dalam APGN di Zhijindong Cave Unesco Global Geopark, Tiongkok, 18-22 September, dilakukan pergantian Presiden APGN dari Prof Ibrahum Komo ke Profesor He Qingcheng dan disampaikan daftar Geopark Global yang lulus validasi.
Batur Unesco Global Geopark merupakan wakil Indonesia yang lolos validasi. ***1***
(KR-STR)