Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meresmikan Taman Budaya di Kabupaten Kulon Progo yang diharapkan menjadi tempat melestarikan budaya dan kearifan lokal wilayah itu.
"Semoga pembangunannya berlanjut, tapi kami berharap dan kami memohon diisi dengan baik, sehingga bangunan ini jangan terlalu lama terlantar. Kami minta secepatnya dimanfaatkan dengan baik. Suskes selalu buat Kulon Progo dimasa yang akan datang," kata Sultan di Kulon Progo, Senin.
Sultan berharap Taman Budaya Kulon Progo dimanfaatkan dengan baik karena biaya perawatannya sangat tinggi, dan tidak mungkin menggunakan dana keistimewaan (danais) meski pembanguanya menggunakan danais.
Taman Budaya harus dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan seni masyarajat dan disewakan. Jangan semua kegiatan seni, budaya atau kegiatan lainya semua digratiskan, tapi juga menyumbang pendapatan yang sebagian digunakan untuk perawatan.
"Bangunan taman budaya mulai dari auditorium, teater, hingga taman dibangun dengan biaya perawatan yang mahal, tapi ini konsekuensi yang harus ditanggung Pemkab Kulon Progo. Kulon Progo tidak bisa mundur, tapi harus melakukan terobosan bagaimana taman budaya dikelola dan dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Raja Keraton Ngayogkarta Hadiningrat ini juga mengharapkan masyarakat Kulon Progo memiliki kesadaran baru dengan adanya taman budaya, yakni ada kemauan melestarikan budaya dan kearifan lokal menjadi kekuatan baru menghadapi kekuatan global.
Kekuatan global tidak hanya dari budaya barat tapi bisa lokalisasi. Siapa tahu, seni angguk tidak hanya dikenal tingkat lokal, tapi global.
"Kami minta masyarakat memiliki tekad untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal sebagai kekuatam baru," harapnya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan taman budaya dibangun menggunakan dana keistimewaan secara bertahap. Taman Budaya Kulon Progo dibangum di atas lahan seluas 4,2 hektare yang berstatus tanah kas Desa Pengasih.
"Saat ini masih dalam proses akuisisi lahan sesuai arahan gubernur dan Disbud DIY," katanya.
Ia mengatakan proses pembangunan dilaksanakan mulai 2014 dengan kegiatan fisik bangunan gedung tertutup dengan danais Rp3,3 miliar. Kemudian, 2015, pelaksanaan pembangunan kontruksi menambah anggaran Rp9,9 miliar. Pada 2017 dibangun joglo, mushola, gedung pengelolaan, pagar, rumah genset dan air condisionee dengan anggaran Rp26 miliar.
Selanjutnya, pada 2018, akan dibangun ruang pertunjukan, dan teater terbuka. "Untuk pengelolaanya, kami akan membentuk unit pelaksana teknis sebagai pelaksana teknis," katanya.
"Semoga pembangunannya berlanjut, tapi kami berharap dan kami memohon diisi dengan baik, sehingga bangunan ini jangan terlalu lama terlantar. Kami minta secepatnya dimanfaatkan dengan baik. Suskes selalu buat Kulon Progo dimasa yang akan datang," kata Sultan di Kulon Progo, Senin.
Sultan berharap Taman Budaya Kulon Progo dimanfaatkan dengan baik karena biaya perawatannya sangat tinggi, dan tidak mungkin menggunakan dana keistimewaan (danais) meski pembanguanya menggunakan danais.
Taman Budaya harus dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan seni masyarajat dan disewakan. Jangan semua kegiatan seni, budaya atau kegiatan lainya semua digratiskan, tapi juga menyumbang pendapatan yang sebagian digunakan untuk perawatan.
"Bangunan taman budaya mulai dari auditorium, teater, hingga taman dibangun dengan biaya perawatan yang mahal, tapi ini konsekuensi yang harus ditanggung Pemkab Kulon Progo. Kulon Progo tidak bisa mundur, tapi harus melakukan terobosan bagaimana taman budaya dikelola dan dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Raja Keraton Ngayogkarta Hadiningrat ini juga mengharapkan masyarakat Kulon Progo memiliki kesadaran baru dengan adanya taman budaya, yakni ada kemauan melestarikan budaya dan kearifan lokal menjadi kekuatan baru menghadapi kekuatan global.
Kekuatan global tidak hanya dari budaya barat tapi bisa lokalisasi. Siapa tahu, seni angguk tidak hanya dikenal tingkat lokal, tapi global.
"Kami minta masyarakat memiliki tekad untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal sebagai kekuatam baru," harapnya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan taman budaya dibangun menggunakan dana keistimewaan secara bertahap. Taman Budaya Kulon Progo dibangum di atas lahan seluas 4,2 hektare yang berstatus tanah kas Desa Pengasih.
"Saat ini masih dalam proses akuisisi lahan sesuai arahan gubernur dan Disbud DIY," katanya.
Ia mengatakan proses pembangunan dilaksanakan mulai 2014 dengan kegiatan fisik bangunan gedung tertutup dengan danais Rp3,3 miliar. Kemudian, 2015, pelaksanaan pembangunan kontruksi menambah anggaran Rp9,9 miliar. Pada 2017 dibangun joglo, mushola, gedung pengelolaan, pagar, rumah genset dan air condisionee dengan anggaran Rp26 miliar.
Selanjutnya, pada 2018, akan dibangun ruang pertunjukan, dan teater terbuka. "Untuk pengelolaanya, kami akan membentuk unit pelaksana teknis sebagai pelaksana teknis," katanya.