Sleman (Antaranews Jogja) - Bupati Sleman Sri Purnomo melakukan panen perdana timun baby yang dikembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bintang 18 Desa Sardonoharjo, Sleman, Selasa.
Dalam panen perdana di area sawah Dusun Clumprit, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo didampingi Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono, serta Camat Ngaglik.
Direktur BUMDes Bintang 18, Haryono, mengatakan tahun pertama program utama BUMDes yang dipimpinnya itu dititikkberatkan pada agrobisnis dengan membudidayakan timun baby bekerja sama dengan 22 petani di Sardonoharjo.
"Dalam panen yang dilakukan pada demplot seluas 400 meter persegi tersebut mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp4.000.000. Modal awal penanaman timun baby di demplot ini sebesar Rp2.000.000 dan ketika panen menghasilkan Rp6.000.000," katanya.
Dia mengatakan lahan seluas kurang lebih tiga hektare untuk mengembangkan timun baby tersebut dengan target panen per hari lima kuintal sampai satu ton.
"Timun baby mulai `ceblok` (tanam, red.) hingga dapat dipetik pada hari ke-30. Demplot ?timun baby di Clumprit ini panen pada hari ke-37, menggunakan bibit Vitany F1 yang mampu menghasilkan tiga kilogram timun baby dalam satu tanaman," katanya.
Ia mengatakan?timun baby dipetik sehari dua kali, yaitu pada pagi dan sore. Dirinya menyimulasikan dari hasil panen lima kuintal per hari dengan asumsi harga Rp3.000 per kilogram, omzet yang diraih sebesar Rp1.500.000 per hari.
"Dari usaha timun baby ini kami proyeksikan meraih keuntungan sebesar Rp180.000.000 di akhir tahun 2018 nanti," kata Haryono.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan apresiasi kepada BUMDes Bintang 18 yang telah berhasil mengembangkan budi daya timun baby sebagai salah satu usaha berbasis agrobisnis itu.
"Diharapkan ke depan timun baby dapat semakin dikenal masyarakat luas sehingga bisa terserap di pasar. Timun baby hasilnya sangat menjanjikan. Dalam kurun waktu 30 hari sudah bisa dipanen. Awal panen pertama sudah bisa mengembalikan modal dan selebihnya merupakan keuntungan petani," katanya.
Ia mengharapkan BUMDes di Sleman terus berkreasi dan menjaga kualitas produk, baik pertanian maupun bidang yang lain.
"Membangun ekonomi daerah tidak bisa dilepaskan dari peranan para petani, pelaku usaha, lembaga di sektor keuangan, dan pemerintah sendiri," katanya.
Ia mengatakan salah satu usaha yang memiliki eksistensi penting dalam pembangunan perekonomian daerah di Sleman adalah usaha pertanian.
"Sektor ini memiliki hubungan yang positif dalam program penurunan kemiskinan," katanya.
Dalam panen perdana di area sawah Dusun Clumprit, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo didampingi Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono, serta Camat Ngaglik.
Direktur BUMDes Bintang 18, Haryono, mengatakan tahun pertama program utama BUMDes yang dipimpinnya itu dititikkberatkan pada agrobisnis dengan membudidayakan timun baby bekerja sama dengan 22 petani di Sardonoharjo.
"Dalam panen yang dilakukan pada demplot seluas 400 meter persegi tersebut mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp4.000.000. Modal awal penanaman timun baby di demplot ini sebesar Rp2.000.000 dan ketika panen menghasilkan Rp6.000.000," katanya.
Dia mengatakan lahan seluas kurang lebih tiga hektare untuk mengembangkan timun baby tersebut dengan target panen per hari lima kuintal sampai satu ton.
"Timun baby mulai `ceblok` (tanam, red.) hingga dapat dipetik pada hari ke-30. Demplot ?timun baby di Clumprit ini panen pada hari ke-37, menggunakan bibit Vitany F1 yang mampu menghasilkan tiga kilogram timun baby dalam satu tanaman," katanya.
Ia mengatakan?timun baby dipetik sehari dua kali, yaitu pada pagi dan sore. Dirinya menyimulasikan dari hasil panen lima kuintal per hari dengan asumsi harga Rp3.000 per kilogram, omzet yang diraih sebesar Rp1.500.000 per hari.
"Dari usaha timun baby ini kami proyeksikan meraih keuntungan sebesar Rp180.000.000 di akhir tahun 2018 nanti," kata Haryono.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan apresiasi kepada BUMDes Bintang 18 yang telah berhasil mengembangkan budi daya timun baby sebagai salah satu usaha berbasis agrobisnis itu.
"Diharapkan ke depan timun baby dapat semakin dikenal masyarakat luas sehingga bisa terserap di pasar. Timun baby hasilnya sangat menjanjikan. Dalam kurun waktu 30 hari sudah bisa dipanen. Awal panen pertama sudah bisa mengembalikan modal dan selebihnya merupakan keuntungan petani," katanya.
Ia mengharapkan BUMDes di Sleman terus berkreasi dan menjaga kualitas produk, baik pertanian maupun bidang yang lain.
"Membangun ekonomi daerah tidak bisa dilepaskan dari peranan para petani, pelaku usaha, lembaga di sektor keuangan, dan pemerintah sendiri," katanya.
Ia mengatakan salah satu usaha yang memiliki eksistensi penting dalam pembangunan perekonomian daerah di Sleman adalah usaha pertanian.
"Sektor ini memiliki hubungan yang positif dalam program penurunan kemiskinan," katanya.