Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan perempuan yang akan memjadi calon ibu harus memiliki pengetahuan tentang pentingnya air susu ibu (ASI) untuk bayi.
"Sebagai seorang wanita, ada baiknya memiliki pengetahuan dan kesadaran yang besar tentang pentingnya ASI. Ibu harus berperan aktif, maka hal ini akan berdampak pada keberhasilan pemberian ASI," kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menkes mendorong para perempuan dan ibu Indonesia untuk memberikan ASI pada bayi selama dua tahun penuh.
Salah satu pemenang Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif Tahun 2018 yang digelar Kemenkes, Segarnis Dhiasy, membagikan kisahnya dalam memperjuangkan ASI untuk anak lelakinya yang saat ini berusia delapan bulan.
Ia meyakini bahwa ASI adalah hak bagi setiap bayi, dan hal terbaik yang bisa ia berikan untuk anaknya.
"Saya bertekad untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu untuk menyusui anak saya. Untuk itu perlu saya persiapkan, dengan mencari informasi jauh-jauh hari sebelum hari kelahiran anak saya," kata Garnis.
Menurut Garnis, proses melahirkan dapat mempengaruhi produksi ASI dan keberhasilan menyusui. Untuk itu, ia bersama suami mencari informasi dan mengupayakan agar memiliki persalinan yang nyaman, aman, dan minim rasa sakit.
"Saya ingat bahwa ibu menyusui perlu beristirahat untuk mengembalikan stamina, makan makanan bergizi, dan harus relaks agar happy. Setelah itu saya mulai lagi berusaha dengan memijat lembut payudara saya dan Alhamdulillah pada hari kedua ASI saya keluar, meskipun hanya beberapa tetes saja," katanya, berkisah.
Dia berpendapat seorang ibu tidak boleh menyerah untuk berjuang memberikan ASI dengan berbagai cara apapun keterbatasan dan tantangannya.
"Hal utama yang harus dimiliki oleh ibu adalah tekad yang kuat, berusaha dan tidak menyerah, dan yang paling utama adalah konsistensi memerah ASI," kata dia.
"Sebagai seorang wanita, ada baiknya memiliki pengetahuan dan kesadaran yang besar tentang pentingnya ASI. Ibu harus berperan aktif, maka hal ini akan berdampak pada keberhasilan pemberian ASI," kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menkes mendorong para perempuan dan ibu Indonesia untuk memberikan ASI pada bayi selama dua tahun penuh.
Salah satu pemenang Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif Tahun 2018 yang digelar Kemenkes, Segarnis Dhiasy, membagikan kisahnya dalam memperjuangkan ASI untuk anak lelakinya yang saat ini berusia delapan bulan.
Ia meyakini bahwa ASI adalah hak bagi setiap bayi, dan hal terbaik yang bisa ia berikan untuk anaknya.
"Saya bertekad untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu untuk menyusui anak saya. Untuk itu perlu saya persiapkan, dengan mencari informasi jauh-jauh hari sebelum hari kelahiran anak saya," kata Garnis.
Menurut Garnis, proses melahirkan dapat mempengaruhi produksi ASI dan keberhasilan menyusui. Untuk itu, ia bersama suami mencari informasi dan mengupayakan agar memiliki persalinan yang nyaman, aman, dan minim rasa sakit.
"Saya ingat bahwa ibu menyusui perlu beristirahat untuk mengembalikan stamina, makan makanan bergizi, dan harus relaks agar happy. Setelah itu saya mulai lagi berusaha dengan memijat lembut payudara saya dan Alhamdulillah pada hari kedua ASI saya keluar, meskipun hanya beberapa tetes saja," katanya, berkisah.
Dia berpendapat seorang ibu tidak boleh menyerah untuk berjuang memberikan ASI dengan berbagai cara apapun keterbatasan dan tantangannya.
"Hal utama yang harus dimiliki oleh ibu adalah tekad yang kuat, berusaha dan tidak menyerah, dan yang paling utama adalah konsistensi memerah ASI," kata dia.