Sleman (Antaranews Jogja) - Paguyuban Abdi Dalem Kraton Yogyakarta, Kabupaten Sleman menylenggarakan Jamasan Pusaka milik Pemerintah Kabupaten SlemanTumbak Kyai Turun Sih, Senin.
     
Prosesi dimulai dengan pengambilan pusaka yang disimpan di Gedung Pusaka beserta Song-song (Payung), kemudian di Jamas di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman.
   
Sesudah dilakukan upacara ritual sesuai adat Keraton Yogyakarta, Pusaka Tombak Kyai Turun Sih yang merupakan pemberian dari Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut dijamasi terlebih dahulu dengan air kembang, jeruk nipis serta minyak  cendana.
     
Selanjutnya, membersihkan Song-song (payung), dan terakhir dilanjutkan membersihkan Dwaja Mega Ngampak.
     
Ketua Paguyuban Abdi Dalem Kabupaten Sleman KMT Probowibowo mengatakan jamasan yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Sura tahun Jawa tersebut merupakan bentuk kelestarian atau perawatan terhadap pusaka.
     
"Mengingat pusaka  pemberian dari Keraton Yogyakarta tersebut merupakan warisan leluhur yang adiluhung," katanya.
     
Menurut dia, adapun waktu prosesi Jamasan di Kabupaten Sleman dilakukan setelah Jamasan di Kraton Yogyakarta usai dilaksanakan.
     
"Tahun ini Kraton Yogyakarta melaksanakan Jamasan pada 2 dan 3 Oktober 2018, maka Jamasan di Sleman dapat dilaksanakan pada Senin 8 Oktober 2018," katanya.
     
Selain Pusaka Tumbak Kyai Turun Sih, Sleman juga mempunyai Pusaka "Dwaja Mega Ngampak" pemberian dari Kraton Yogyakarta.
     
Ia menjelaskan pemberian tersebut sesuai dengan letak dan kondisi wilayah Sleman. Menurutnya Sleman terdapat Gunung Merapi yang menjadikan Sleman wilayah yang subur sesuai dengan pamor "beras wutah" yang terdapat pada Pusaka Tumbak Kyai Turun Sih yang melambangkan Sleman merupakan gudang beras DIY.
     
"Oleh karena itu posisi Kabupaten Sleman dalam sosio ekonomi budaya merupakan penyangga utama perekonomian DIY," katanya.

Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024