Sleman (ANTARA) - Benda-benda koleksi di Museum Gunung Api Merapi (MGM), di Dusun Banteng, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sasaran para pelaku vandalisme.
"Sedikitnya tiga koleksi MGM berupa materi tentang evolusi bumi yang menjadi sasaran vandalisme. Ketiganya berada di lantai dua, yaitu di ruang peraga statis dan dinamis," kata Kepala UPT MGM Juhartati, di Sleman, Minggu.
Menurut dia, corat-coret tangan jahil tersebut paling banyak terdapat di salah satu koleksi berukuran 120 x 200 sentimeter bergambar 14 bola bumi dengan latar berwarna hitam.
"Pada koleksi ini hampir penuh dengan coretan-coretan. Bahkan kata-kata atau kalimat coretan sangat tidak pantas," katanya lagi.
Pihaknya tidak menyangka jika ada yang tega merusak barang koleksi museum. Apalagi koleksi MGM seharusnya menjadi edukasi bagi masyarakat untuk mengenal berbagai gunung api di Indonesia dan dunia.
"Kami menduga coretan-coretan tersebut dilakukan menggunakan pulpen atau benda tajam," katanya pula.
Juhartati mengakui ada kurang kewaspadaan dari petugas terhadap pengunjung. Kendati demikian pengelola sebetulnya telah memberikan arahan dan imbauan kepada setiap pengunjung. "Termasuk juga menempatkan rambu-rambu larangan. Kami juga memasang CCTV di beberapa sudut ruangan untuk mengawasi gerak-gerik pengunjung," katanya.
Namun, katanya lagi, karena jumlah petugas yang terbatas, sehingga membuat pengawasan agak longgar dan tidak optimal.
"Memang tidak bisa setiap saat kami memantau pergerakan pengunjung, demikian dengan CCTV juga tidak terpantau karena masalah alat dan SDM," katanya pula.
Hingga saat ini, kata dia, pihaknya belum bisa memastikan pelaku vandalisme tersebut dan masih menyelidiki pelaku dari rekaman CCTV.
"Untuk hukumannya nanti masih persuasif," katanya.
Menurut dia, saat ini status MGM masih belum resmi menjadi milik Pemkab Sleman dan masih dikelola bersama Badan Geologi Kementerian ESDM Bandung.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi Bandung untuk mengganti koleksi yang menjadi sasaran vandalisme," katanya lagi.
"Sedikitnya tiga koleksi MGM berupa materi tentang evolusi bumi yang menjadi sasaran vandalisme. Ketiganya berada di lantai dua, yaitu di ruang peraga statis dan dinamis," kata Kepala UPT MGM Juhartati, di Sleman, Minggu.
Menurut dia, corat-coret tangan jahil tersebut paling banyak terdapat di salah satu koleksi berukuran 120 x 200 sentimeter bergambar 14 bola bumi dengan latar berwarna hitam.
"Pada koleksi ini hampir penuh dengan coretan-coretan. Bahkan kata-kata atau kalimat coretan sangat tidak pantas," katanya lagi.
Pihaknya tidak menyangka jika ada yang tega merusak barang koleksi museum. Apalagi koleksi MGM seharusnya menjadi edukasi bagi masyarakat untuk mengenal berbagai gunung api di Indonesia dan dunia.
"Kami menduga coretan-coretan tersebut dilakukan menggunakan pulpen atau benda tajam," katanya pula.
Juhartati mengakui ada kurang kewaspadaan dari petugas terhadap pengunjung. Kendati demikian pengelola sebetulnya telah memberikan arahan dan imbauan kepada setiap pengunjung. "Termasuk juga menempatkan rambu-rambu larangan. Kami juga memasang CCTV di beberapa sudut ruangan untuk mengawasi gerak-gerik pengunjung," katanya.
Namun, katanya lagi, karena jumlah petugas yang terbatas, sehingga membuat pengawasan agak longgar dan tidak optimal.
"Memang tidak bisa setiap saat kami memantau pergerakan pengunjung, demikian dengan CCTV juga tidak terpantau karena masalah alat dan SDM," katanya pula.
Hingga saat ini, kata dia, pihaknya belum bisa memastikan pelaku vandalisme tersebut dan masih menyelidiki pelaku dari rekaman CCTV.
"Untuk hukumannya nanti masih persuasif," katanya.
Menurut dia, saat ini status MGM masih belum resmi menjadi milik Pemkab Sleman dan masih dikelola bersama Badan Geologi Kementerian ESDM Bandung.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi Bandung untuk mengganti koleksi yang menjadi sasaran vandalisme," katanya lagi.