Yogyakarta (ANTARA) - JNE menggandeng Kompasiana menggelar JNE Kopiwriting sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan UMKM daerah, kata Branch Manager JNE Yogyakarta Adi Subagyo.
"JNE Kopiwriting kali ini digelar di Yogyakarta, mengangkat tema 'Menangkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital'," katanya pada JNE Kopiwriting di Silol Kopi & Eatery Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, kegiatan JNE Kopiwriting di Yogyakarta merupakan yang keempat setelah sukses digelar di Kota Bandung, Padang, Banjarmasin, dan Malang. Setelah Yogyakarta, JNE Kopiwriting juga akan digelar di kota terakhir yaitu Cirebon.
Kota Yogyakarta, kata dia, memiliki daya tarik yang tiada habisnya. Daerah istimewa ini senantiasa memelihara budaya hingga dalam keseharian warganya, kerajinan khas daerah, dan kuliner.
"Tidak heran hal itu menjadikan Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata bagi banyak turis dalam negeri maupun luar negeri. Hal itu pula yang menjadi peluang bagi para pelaku usaha," katanya.
Ia mengatakan, untuk mendorong munculnya peluang dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM di Yogyakarta, JNE menghadirkan Friendly Logistics.
"Friendly Logistics adalah layanan untuk mempermudah pelaku industri kreatif, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan bisnis," katanya.
Ia mengemukakan, pengelolaan warehousing oleh Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman. Layanan ini pun mampu menyediakan update data jumlah stok barang, dan status pengiriman tiap paket secara berkala.
Berbagai fasilitas dalam Friendly Logistics seperti digital marketing, warehousing, order fulfilment, technology development, shipping management dan delivery akan menjadi solusi.
"Hal itu karena pelaku usaha kerap direpotkan dengan proses logistik yang dilakukan sendiri, seperti proses warehousing, pengaturan stock barang maupun packaging, dan yang lainnya," kata Adi.
Ia menjelaskan, perlu effort besar apabila hal terkait logistik dikerjakan secara mandiri oleh pelaku usaha. Oleh karena itulah Friendly Logistik dihadirkan untuk membantu UKM agar dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta sales.
Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta Lucy Irawati mengemukakan bahwa pertumbuhan UMKM di Yogyakarta cukup menggembirakan.
Berdasarkan hasil pendataan Dinas Koperasi & UKM Yogyakarta pada 2017, jumlah UMKM di Kota Yogyakarta mencapai 23.000. Angka tersebut masih diperbaharui terus mengingat pergerakan usaha lokal sangat dinamis.
"Selain itu, kami juga memberikan pembinaan dan pendampingan UMKM seperti pelatihan produksi, manajemen kewirausahaan, hingga legalitas usaha," kata Lucy.
Salah satu pelaku usaha asal Kota Yogyakarta Tunjung Pratiwi, pemilik Abekani Jogja, mengatakan bisnis yang dirintisnya kini sudah membuahkan hasil.
"Dengan modal Rp2 juta, saya memulai usaha pada 2009, yaitu membuat produk bahan kulit seperti tali kamera dan tempat ponsel atau laptop," katanya.
Menurut dia, sistem pemasaran dan penjualan online sangat membantu usaha kecil yang masih dirintis karena sistem offline membutuhkan modal yang cukup besar.
"Melalui metode offline tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya kami menerima pesanan custom tas kamera secara online. Dari situlah penjualan kami meningkat," katanya yang membuat website abekani.com pada 2012.
Salah satu hal unik dari brand ini adalah memiliki komunitas pecinta tas kulit Abekani yang terbentuk melalui FB Group. Member aktifnya tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia, bahkan ada juga dari luar negeri seperti Hongkong dan Qatar.
Tunjung juga menjelaskan bisnis online tidak bisa lepas dari bantuan jasa ekspedisi seperti JNE. Dengan kemudahan yang diberikan dan layanan jemput bola oleh JNE, Abekani sangat terbantu dalam berbisnis, sehingga dapat menghemat dari segi waktu serta biaya.
"Sampai saat ini 95 persen pengiriman logistik Abekani menggunakan JNE, sisanya karena permintaan pribadi customer," kata Tunjung.
Kegiatan JNE Kopiwriting itu juga dihadiri Head of Regional JNE Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Marsudi.
"JNE Kopiwriting kali ini digelar di Yogyakarta, mengangkat tema 'Menangkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital'," katanya pada JNE Kopiwriting di Silol Kopi & Eatery Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, kegiatan JNE Kopiwriting di Yogyakarta merupakan yang keempat setelah sukses digelar di Kota Bandung, Padang, Banjarmasin, dan Malang. Setelah Yogyakarta, JNE Kopiwriting juga akan digelar di kota terakhir yaitu Cirebon.
Kota Yogyakarta, kata dia, memiliki daya tarik yang tiada habisnya. Daerah istimewa ini senantiasa memelihara budaya hingga dalam keseharian warganya, kerajinan khas daerah, dan kuliner.
"Tidak heran hal itu menjadikan Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata bagi banyak turis dalam negeri maupun luar negeri. Hal itu pula yang menjadi peluang bagi para pelaku usaha," katanya.
Ia mengatakan, untuk mendorong munculnya peluang dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM di Yogyakarta, JNE menghadirkan Friendly Logistics.
"Friendly Logistics adalah layanan untuk mempermudah pelaku industri kreatif, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan bisnis," katanya.
Ia mengemukakan, pengelolaan warehousing oleh Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman. Layanan ini pun mampu menyediakan update data jumlah stok barang, dan status pengiriman tiap paket secara berkala.
Berbagai fasilitas dalam Friendly Logistics seperti digital marketing, warehousing, order fulfilment, technology development, shipping management dan delivery akan menjadi solusi.
"Hal itu karena pelaku usaha kerap direpotkan dengan proses logistik yang dilakukan sendiri, seperti proses warehousing, pengaturan stock barang maupun packaging, dan yang lainnya," kata Adi.
Ia menjelaskan, perlu effort besar apabila hal terkait logistik dikerjakan secara mandiri oleh pelaku usaha. Oleh karena itulah Friendly Logistik dihadirkan untuk membantu UKM agar dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta sales.
Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta Lucy Irawati mengemukakan bahwa pertumbuhan UMKM di Yogyakarta cukup menggembirakan.
Berdasarkan hasil pendataan Dinas Koperasi & UKM Yogyakarta pada 2017, jumlah UMKM di Kota Yogyakarta mencapai 23.000. Angka tersebut masih diperbaharui terus mengingat pergerakan usaha lokal sangat dinamis.
"Selain itu, kami juga memberikan pembinaan dan pendampingan UMKM seperti pelatihan produksi, manajemen kewirausahaan, hingga legalitas usaha," kata Lucy.
Salah satu pelaku usaha asal Kota Yogyakarta Tunjung Pratiwi, pemilik Abekani Jogja, mengatakan bisnis yang dirintisnya kini sudah membuahkan hasil.
"Dengan modal Rp2 juta, saya memulai usaha pada 2009, yaitu membuat produk bahan kulit seperti tali kamera dan tempat ponsel atau laptop," katanya.
Menurut dia, sistem pemasaran dan penjualan online sangat membantu usaha kecil yang masih dirintis karena sistem offline membutuhkan modal yang cukup besar.
"Melalui metode offline tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya kami menerima pesanan custom tas kamera secara online. Dari situlah penjualan kami meningkat," katanya yang membuat website abekani.com pada 2012.
Salah satu hal unik dari brand ini adalah memiliki komunitas pecinta tas kulit Abekani yang terbentuk melalui FB Group. Member aktifnya tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia, bahkan ada juga dari luar negeri seperti Hongkong dan Qatar.
Tunjung juga menjelaskan bisnis online tidak bisa lepas dari bantuan jasa ekspedisi seperti JNE. Dengan kemudahan yang diberikan dan layanan jemput bola oleh JNE, Abekani sangat terbantu dalam berbisnis, sehingga dapat menghemat dari segi waktu serta biaya.
"Sampai saat ini 95 persen pengiriman logistik Abekani menggunakan JNE, sisanya karena permintaan pribadi customer," kata Tunjung.
Kegiatan JNE Kopiwriting itu juga dihadiri Head of Regional JNE Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Marsudi.