Jakarta (ANTARA) - Penyanyi campursari Didi Kempot menggelar konser bertajuk "The Lord of Loro Ati" yang diadakan di The Pallas, SCBD, Jakarta, Jumat malam.
Konser Didi Kempot kali ini terasa berbeda dibandingkan dengan yang pernah digelar di Jakarta atau tempat lain sebelumnya. Terutama dari segi lokasi konser yang terkesan mewah.
Selain itu, penonton yang datang pun juga beragam tak hanya didominasi para Sobat Ambyar (sebutan fans Didi Kempot) yang memang mengenal dan mengetahui lagu-lagu dari pria yang dijuluki "The Godfather Of Broken Heart" tersebut.
Didi Kempot naik ke atas panggung sekitar pukul 21.00 WIB, setelah penampilan pembuka dari Wong Pitoe. Didi Kempot tampil santai dengan balutan kemeja bermotif hitam.
Lagu "Suket Teki" pun dibawakan sebagai suguhan pembuka. Ditemani penari tradisional, Didi Kempot sukses mengajak ratusan penonton yang memadati bergoyang bersama mengikuti alunan musik campursari.
"Enggak nyangka kalau lagu daerah diterima di Jakarta," ujar Didi Kempot disela penampilannya.
Didi Kempot tak lupa membawakan sejumlah lagu-lagu populernya, seperti "Banyu Langit", "Cidro", hingga "Stasiun Balapan".
"Ternyata di Jakarta banyak juga orang patah hati ya," kata Didi Kempot memuji antusiasme penonton.
Sama seperti konser Didi Kempot lainnya, lagu "Pamer Bojo" dibawakan sebagai suguhan terakhir.
Didi Kempot menghibur penonton "The Lord of Loro Ati" selama kurang lebih satu setengah jam. Penonton yang hadir nampak ikut larut tenggalam dalam alunan musik campursari.
Tak sedikit dari mereka yang ikut bernyanyi bersama sepanjang jalannya konser. Didi Kempot juga rajin membangun interaksi dengan penonton sehingga membuat konser terasa semakin intim.
Konser Didi Kempot kali ini terasa berbeda dibandingkan dengan yang pernah digelar di Jakarta atau tempat lain sebelumnya. Terutama dari segi lokasi konser yang terkesan mewah.
Selain itu, penonton yang datang pun juga beragam tak hanya didominasi para Sobat Ambyar (sebutan fans Didi Kempot) yang memang mengenal dan mengetahui lagu-lagu dari pria yang dijuluki "The Godfather Of Broken Heart" tersebut.
Didi Kempot naik ke atas panggung sekitar pukul 21.00 WIB, setelah penampilan pembuka dari Wong Pitoe. Didi Kempot tampil santai dengan balutan kemeja bermotif hitam.
Lagu "Suket Teki" pun dibawakan sebagai suguhan pembuka. Ditemani penari tradisional, Didi Kempot sukses mengajak ratusan penonton yang memadati bergoyang bersama mengikuti alunan musik campursari.
"Enggak nyangka kalau lagu daerah diterima di Jakarta," ujar Didi Kempot disela penampilannya.
Didi Kempot tak lupa membawakan sejumlah lagu-lagu populernya, seperti "Banyu Langit", "Cidro", hingga "Stasiun Balapan".
"Ternyata di Jakarta banyak juga orang patah hati ya," kata Didi Kempot memuji antusiasme penonton.
Sama seperti konser Didi Kempot lainnya, lagu "Pamer Bojo" dibawakan sebagai suguhan terakhir.
Didi Kempot menghibur penonton "The Lord of Loro Ati" selama kurang lebih satu setengah jam. Penonton yang hadir nampak ikut larut tenggalam dalam alunan musik campursari.
Tak sedikit dari mereka yang ikut bernyanyi bersama sepanjang jalannya konser. Didi Kempot juga rajin membangun interaksi dengan penonton sehingga membuat konser terasa semakin intim.