Yogyakarta (ANTARA) - Director Communication and Alumni Relations Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Nurlaela Arief mendorong "public relation" atau hubungan masyarakat mengoptimalkan fungsi kecerdasan buatan guna menghasilan konten yang kreatif.
"Dari pengalaman saya selama setahun ini, saya fokus di penelitian tentang big data, dan intelegensi arfisial/IA (kecerdasan buatan) 'for public relation', dan sebenarnya banyak sekali potensi yang bisa kita optimalkan terkait big data dan IA ini," kata dia saat berbicara pada acara Konvensi Nasional Humas (KNH) 2019 di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, dia menggarisbawahi bahwa kecerdasan buatan memiliki kemampuan salah satunya dapat mengaitkan kebutuhan yang ingin dicapai sebuah lembaga dengan masyarakat yang dituju.
"Artinya kebutuhan apa dari industri kita bisa dikaitkan dengan 'follower' (pengikut) kita, dengan audiens kita, artinya AI selain memiliki kemampuan untuk mengaitkan, juga sebagai cara kita membuat konten yang sangat kreatif dengan mengoptimalkan IA dan big data itu," katanya.
KNH 2019 yang diselenggarakan Persatuan Humas Seluruh Indonesia (Perhumas) tersebut mengambil tema "Kearifan Lokal Solusi Global".
Berbicara mengenai kearifan lokal, menurut Nurlaela, perusahaan juga bisa menerapkan kecerdasan buatan agar bisa mengemas konten bernilai budaya yang kreatif.
"Kemudian kalau terkait dengan 'lokal wisdom', sebenarnya kita di Indonesia ini luar biasa, dan sudah banyak perusahaan, termasuk di Gojek sudah menerapkan
IA dan big data," katanya.
Dia juga mengatakan, kaitannya dengan kearifan lokal, bagaimana para humas dan "public relation" bisa mengembangkan kecerdasan buatan untuk kemudian membuat konten yang betul-betul isinya tentang lokal, namun menjadi keunggulan tersendiri.
"Jadi potensinya sebenarnya bisa kita optimalkan dengan baik, yang penting kita sudah siap artinya kita memiliki 'knowledge' untuk masuk ke sana," katanya.
"Dari pengalaman saya selama setahun ini, saya fokus di penelitian tentang big data, dan intelegensi arfisial/IA (kecerdasan buatan) 'for public relation', dan sebenarnya banyak sekali potensi yang bisa kita optimalkan terkait big data dan IA ini," kata dia saat berbicara pada acara Konvensi Nasional Humas (KNH) 2019 di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, dia menggarisbawahi bahwa kecerdasan buatan memiliki kemampuan salah satunya dapat mengaitkan kebutuhan yang ingin dicapai sebuah lembaga dengan masyarakat yang dituju.
"Artinya kebutuhan apa dari industri kita bisa dikaitkan dengan 'follower' (pengikut) kita, dengan audiens kita, artinya AI selain memiliki kemampuan untuk mengaitkan, juga sebagai cara kita membuat konten yang sangat kreatif dengan mengoptimalkan IA dan big data itu," katanya.
KNH 2019 yang diselenggarakan Persatuan Humas Seluruh Indonesia (Perhumas) tersebut mengambil tema "Kearifan Lokal Solusi Global".
Berbicara mengenai kearifan lokal, menurut Nurlaela, perusahaan juga bisa menerapkan kecerdasan buatan agar bisa mengemas konten bernilai budaya yang kreatif.
"Kemudian kalau terkait dengan 'lokal wisdom', sebenarnya kita di Indonesia ini luar biasa, dan sudah banyak perusahaan, termasuk di Gojek sudah menerapkan
IA dan big data," katanya.
Dia juga mengatakan, kaitannya dengan kearifan lokal, bagaimana para humas dan "public relation" bisa mengembangkan kecerdasan buatan untuk kemudian membuat konten yang betul-betul isinya tentang lokal, namun menjadi keunggulan tersendiri.
"Jadi potensinya sebenarnya bisa kita optimalkan dengan baik, yang penting kita sudah siap artinya kita memiliki 'knowledge' untuk masuk ke sana," katanya.