Kulon Progo (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membuka jalur bawah tanah atau underpass di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada awal Januari 2020.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan saat ini masih penyelesaian pengamanan bagi pengguna jalur bawah tanah atau underpass di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta.
"Underpass bisa dibuka pada Januari 2020, tapi masih ada yang harus ditambahkan dari segi keamanannya," kata Basuki Hadimoeljono di sela-sela peresmian Bendung Kamijoro.
Ia mengatakan penambahan sistem keamanan yang dimaksud, yakni penambahan pengeras suara. Pengeras suara berfungsi untuk mengingatkan pengendara agar berhati-hati dan menyalakan lampu serta imbauan agar batas kecepatan maksimum 60 km per jam.
Hal ini mengingat terowongan terpanjang totalnya 1,4 kilomter, dan 1,1 km diantaranya merupakan bagian terowongan.
"Untuk itu, pengendara harus berhati-hati dan diingatkan lewat pengeras suara tersebut," katanya.
Ia mengatakan pembangunan fisik underpass sudah selesai 100 persen, termasuk pemasangan ornamen seni di dinding terowongan. Namun untuk peresmian pihaknya menunggu instruksi dari presiden.
Ia merencanakan underpass diresmikan bersamaan dengan peresmian Bandara Internasional Yogyakarta dan jalur rel kereta bandara. Proyek nasional itu sebelumnya ditargetkan selesai pada pertengahan 2020.
"Tapi untuk underpass bisa dibuka untuk umum, tidak harus menunggu peresmian," katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan saat ini masih penyelesaian pengamanan bagi pengguna jalur bawah tanah atau underpass di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta.
"Underpass bisa dibuka pada Januari 2020, tapi masih ada yang harus ditambahkan dari segi keamanannya," kata Basuki Hadimoeljono di sela-sela peresmian Bendung Kamijoro.
Ia mengatakan penambahan sistem keamanan yang dimaksud, yakni penambahan pengeras suara. Pengeras suara berfungsi untuk mengingatkan pengendara agar berhati-hati dan menyalakan lampu serta imbauan agar batas kecepatan maksimum 60 km per jam.
Hal ini mengingat terowongan terpanjang totalnya 1,4 kilomter, dan 1,1 km diantaranya merupakan bagian terowongan.
"Untuk itu, pengendara harus berhati-hati dan diingatkan lewat pengeras suara tersebut," katanya.
Ia mengatakan pembangunan fisik underpass sudah selesai 100 persen, termasuk pemasangan ornamen seni di dinding terowongan. Namun untuk peresmian pihaknya menunggu instruksi dari presiden.
Ia merencanakan underpass diresmikan bersamaan dengan peresmian Bandara Internasional Yogyakarta dan jalur rel kereta bandara. Proyek nasional itu sebelumnya ditargetkan selesai pada pertengahan 2020.
"Tapi untuk underpass bisa dibuka untuk umum, tidak harus menunggu peresmian," katanya.