Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Bank BPD DIY Cabang Sleman meluncurkan digitalisasi pasar di shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) Denggung.
"Digitalisasi di pasar rakyat ini diharapkan mampu mendorong laju perekonomian di Kabupaten Sleman," kata Bupati Sleman Sri Purnomo saat secara simbolis meluncurkan sistem itu di Sleman, Selasa.
Menurut dia, berdasarkan data hingga Mei 2020 omzet pedagang di pasar yang dikelola Pemkab Sleman mengalami penurunan hingga 47 persen akibat pandemi COVID-19.
"Dengan transaksi secara digital di pasar rakyat akan dapat mengurangi risiko penyebaran COVID-19," katanya.
Ia mengatakan, peluncuran pasar digital ini diharapkan akan mendukung kesiapan masyarakat dan para pedagang pasar untuk bertransaksi secara nontunai melalui "e-wallet" yang dihubungkan dengan fasilitas "QRIS".
"Dari 42 pasar rakyat yang dikelola Kabupaten Sleman, sudah ada 21 pasar yang menerapkan belanja daring (online). Sedangkan pasar yang sudah menerapkan 'e-payment', 'e-retribusi' dan belanja daring sebanyak enam pasar," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, saat ini Pemkab Sleman sedang melakukan uji coba QRIS di tiga pasar, yakni Pasar Denggung, Pasar Gentan dan Pasar Prambanan.
"Kedepannya kami harapkan seluruh pasar yang dikelola Pemkab Sleman menerapkan sistem transaksi dan pembayaran digital," katanya.
Kepala Bank BPD DIY Cabang Sleman Efendi Sutopo Yuwono mengatakan transaksi nontunai yang diluncurkan tersebut menggunakan "QRIS".
Menurutnya "QRIS" adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaski dapat dilakukan lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.
"Pembayaran dengan metode ini memiliki sejumlah keuntungan, di antaranya meningkatkan dan memperluas penjualan sebagai alternatif pembayaran selain tunai, tidak perlu menyediakan uang tunai untuk kembalian, uang hasil penjualan langsung tersimpan di bank, penurunan resiko rugi karena uang hilang dan uang palsu, setiap transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat historinya," katanya.
Pada kesempatan tersebut Bank BPD DIY juga menyerahkan CSR berupa fasilitas sarana/prasarana di shalter PKL Denggung. Di antara CSR yang diserahkan tersebut yakni dua buah billboard papan nama, meja dan kursi 32 unit, nomor meja acrylic, dan sound system.
Peluncuran digitalisasi ditandai dengan pembayaran retribusi online melalui apliksi QRIS BPD DIY oleh pedagang dilanjutkan dengan peninjauan ke pedagang Kuliner Denggung.
"Digitalisasi di pasar rakyat ini diharapkan mampu mendorong laju perekonomian di Kabupaten Sleman," kata Bupati Sleman Sri Purnomo saat secara simbolis meluncurkan sistem itu di Sleman, Selasa.
Menurut dia, berdasarkan data hingga Mei 2020 omzet pedagang di pasar yang dikelola Pemkab Sleman mengalami penurunan hingga 47 persen akibat pandemi COVID-19.
"Dengan transaksi secara digital di pasar rakyat akan dapat mengurangi risiko penyebaran COVID-19," katanya.
Ia mengatakan, peluncuran pasar digital ini diharapkan akan mendukung kesiapan masyarakat dan para pedagang pasar untuk bertransaksi secara nontunai melalui "e-wallet" yang dihubungkan dengan fasilitas "QRIS".
"Dari 42 pasar rakyat yang dikelola Kabupaten Sleman, sudah ada 21 pasar yang menerapkan belanja daring (online). Sedangkan pasar yang sudah menerapkan 'e-payment', 'e-retribusi' dan belanja daring sebanyak enam pasar," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, saat ini Pemkab Sleman sedang melakukan uji coba QRIS di tiga pasar, yakni Pasar Denggung, Pasar Gentan dan Pasar Prambanan.
"Kedepannya kami harapkan seluruh pasar yang dikelola Pemkab Sleman menerapkan sistem transaksi dan pembayaran digital," katanya.
Kepala Bank BPD DIY Cabang Sleman Efendi Sutopo Yuwono mengatakan transaksi nontunai yang diluncurkan tersebut menggunakan "QRIS".
Menurutnya "QRIS" adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaski dapat dilakukan lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.
"Pembayaran dengan metode ini memiliki sejumlah keuntungan, di antaranya meningkatkan dan memperluas penjualan sebagai alternatif pembayaran selain tunai, tidak perlu menyediakan uang tunai untuk kembalian, uang hasil penjualan langsung tersimpan di bank, penurunan resiko rugi karena uang hilang dan uang palsu, setiap transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat historinya," katanya.
Pada kesempatan tersebut Bank BPD DIY juga menyerahkan CSR berupa fasilitas sarana/prasarana di shalter PKL Denggung. Di antara CSR yang diserahkan tersebut yakni dua buah billboard papan nama, meja dan kursi 32 unit, nomor meja acrylic, dan sound system.
Peluncuran digitalisasi ditandai dengan pembayaran retribusi online melalui apliksi QRIS BPD DIY oleh pedagang dilanjutkan dengan peninjauan ke pedagang Kuliner Denggung.