Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan masuknya investasi bidang pariwisata untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Panggang dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukomono di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan saat ini, di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul mulai tumbuh investasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berpeluang membuka lowongan pekerjaan.
"Investasi sektor pariwisata sangat dibutuhkan karena anggaran pemkab sangat terbatas. Sehingga investasi sektor pariwisata menjadi daya ungkit tersendiri bagi pengembangan sektor pariwisata di Gunung Kidul yang dampaknya sangat luas, baik dalam pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi wisata, pertumbuhan ekonomi hingga mengurangi pengangguran," kata Harry.
Ia mengatakan dampak yang sangat jelas dengan masuknya investasi di Panggang, yakni tingkat kunjungan wisatawan yang masuk melalui Pos Retribusi Pantai Gesing juga mengalami peningkatan. Selama Februari ini terdapat peningkatan jumlah kunjungan yang melalui Pos Retribusi Pantai Gesing. Yang semula Januari kunjungan sekitar 15.070 orang, mulai 1 Februari sampai 21 Februari kunjungan meningkat menjadi 19.349 orang.
Rata-rata per hari ada 194 orang yang masuk melalui pos retribusi. Namun demikian itu merupakan hitungan kasar dikarenakan jumlah kunjungan meningkat drastis saat akhir pekan.
"Kenaikan 4.000 lebih jumlah kunjungannya. Hal ini tentu berdampak pada pendapatan PAD, dan terlebih lagi menggerakkan ekonomi di Panggang dan sekitarnya mulai dari terciptanya lapangan kerja bagi pelaku IKM dan pelaku Jasa Usaha Pariwisata (JUP)," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Tuyadi mengatakan warga membuat lokasi parkir. Perparkiran itu yang digunakan adalah lahan milik warga. Kemudian dari pihak HeHa lah yang melakukan pembangunan fasilitas perparkiran, sedangkan dalam pengelolaannya diserahkan ke warga. Meski begitu, ada sistem bagi hasil di antaranya 30 persen untuk HeHa dan 70 persen pengelola.
"Fasilitas perparkiran, dari perusahaan juga akan membangun kios-kios di lahan warga, dengan begitu masyarakat juga dapat terfasilitasi dengan baik," katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukomono di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan saat ini, di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul mulai tumbuh investasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berpeluang membuka lowongan pekerjaan.
"Investasi sektor pariwisata sangat dibutuhkan karena anggaran pemkab sangat terbatas. Sehingga investasi sektor pariwisata menjadi daya ungkit tersendiri bagi pengembangan sektor pariwisata di Gunung Kidul yang dampaknya sangat luas, baik dalam pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi wisata, pertumbuhan ekonomi hingga mengurangi pengangguran," kata Harry.
Ia mengatakan dampak yang sangat jelas dengan masuknya investasi di Panggang, yakni tingkat kunjungan wisatawan yang masuk melalui Pos Retribusi Pantai Gesing juga mengalami peningkatan. Selama Februari ini terdapat peningkatan jumlah kunjungan yang melalui Pos Retribusi Pantai Gesing. Yang semula Januari kunjungan sekitar 15.070 orang, mulai 1 Februari sampai 21 Februari kunjungan meningkat menjadi 19.349 orang.
Rata-rata per hari ada 194 orang yang masuk melalui pos retribusi. Namun demikian itu merupakan hitungan kasar dikarenakan jumlah kunjungan meningkat drastis saat akhir pekan.
"Kenaikan 4.000 lebih jumlah kunjungannya. Hal ini tentu berdampak pada pendapatan PAD, dan terlebih lagi menggerakkan ekonomi di Panggang dan sekitarnya mulai dari terciptanya lapangan kerja bagi pelaku IKM dan pelaku Jasa Usaha Pariwisata (JUP)," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Tuyadi mengatakan warga membuat lokasi parkir. Perparkiran itu yang digunakan adalah lahan milik warga. Kemudian dari pihak HeHa lah yang melakukan pembangunan fasilitas perparkiran, sedangkan dalam pengelolaannya diserahkan ke warga. Meski begitu, ada sistem bagi hasil di antaranya 30 persen untuk HeHa dan 70 persen pengelola.
"Fasilitas perparkiran, dari perusahaan juga akan membangun kios-kios di lahan warga, dengan begitu masyarakat juga dapat terfasilitasi dengan baik," katanya.