Jakarta (ANTARA) - Estafet obor Olimpiade Tokyo yang akan diadakan di Osaka akhir bulan ini akan dibatalkan menyusul lonjakan tajam kasus COVID-19 di kota tersebut, kantor berita Kyodo melaporkan, Kamis.

Hanya sepekan setelah dimulainya estafet nasional, acara, yang bertujuan untuk meningkatkan antusiasme Olimpiade, tersebut dihantam lebih banyak masalah terkait COVID-19.

Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura mengatakan bahwa pemerintah prefektur akan secara resmi memutuskan untuk membatalkan segmen estafet di kota bagian barat itu dalam waktu dekat dan akan menginformasikan hal tersebut kepada panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa menurut pemahamannya, estafet telah dibatalkan ketika pemerintah meminta Osaka dan dua prefektur lainnya untuk mengambil tindakan yang lebih ketat terhadap virus corona mulai 5 April hingga 5 Mei.



Sebelumnya pada hari ini, Yoshimura dan Walikota Osaka Ichiro Matsui keduanya membuat proposal mengenai estafet nasional.

"Melihat situasi estafet di (bagian lain) Jepang, ramai dengan banyak orang. Ini sangat disayangkan, tapi seharusnya tidak terjadi," kata Matsui.

Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, yang ditunda selama satu tahun karena pandemi virus corona, mengatakan akan berdiskusi dengan pejabat Osaka dan mencoba membuat keputusan sesegera mungkin.

Pejabat senior di komite mengatakan akan "sulit" untuk tidak menghormati kebijakan mereka soal estafet, yang dijadwalkan akan melalui kota besar tersebut ada 14 April, hari kedua dan terakhir di Prefektur Osaka.



Yoshimura juga mengungkapkan pandangan serupa, mengatakan pemerintah prefektur akan meminta penduduk kota untuk menahan diri setelah menyusul imbauan pemerintah pusat, yang memungkinkan pemerintah daerah untuk mendenda restoran dan bar yang tidak mempersingkat jam operasional.

"Panitia penyelenggara Olimipiade akan membuat keputusan terakhir berdasarkan pemikirannya, tetapi pemerintah prefektur harus memiliki pendapat tentang masalah tersebut," kata Yoshimura, menambahkan bahwa estafet selain di kota Osaka dapat diadakan dengan menerapkan langkah-langkah protokol kesehatan yang ketat.

Panitia penyelenggara mengatakan estafet dapat dibatalkan di kota-kota di bawah keadaan darurat COVID-19 dan acara seremonial dilakukan tanpa penonton.

Matsui dan Yoshimura mengatakan acara seremonial di Osaka pada 14 April, hitung mundur 100 hari pembukaan Olimpiade, akan dilakukan tanpa penonton.



Osaka mengalami peningkatan kasus COVID-19 sejak keadaan darurat dicabut untuk prefektur tersebut sebulan lalu. Osaka mengkonfirmasi 616 kasus baru pada Kamis, melampaui angka 600 untuk pertama kalinya sejak 16 Januari.

Selain Osaka, Hyogo dan Miyagi merupakan dua prefektur pertama yang ditetapkan berada di ambang keadaan darurat.

Menyusul penetapan tersebut, berdasarkan revisi undang-undang yang berlaku pada Februari, tindakan yang lebih ketat terhadap pencegahan penyebaran virus corona akan diterapkan di Osaka dan kota-kota terdekat seperti Kobe, Ashiya, Nishinomiya dan Amagasaki di Jepang barat, serta Sendai di timur laut Jepang.



Kirab obor Olimpiade dijadwalkan melewati 47 prefektur di Jepang. Acara yang akan berlangsung 121 hari itu dimulai di prefektur Fukushima pada 25 Maret.

Panitia telah mengambil berbagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona, termasuk mendorong orang untuk beralih ke siaran langsung online, mengimbau orang untuk memakai masker dan menjaga jarak saat menonton di pinggir lain.

Namun, beberapa bagian estafet dilaporkan sangat ramai, meski panitia mengatakan bagian estafet dapat dilewati jika terlalu banyak orang yang muncul untuk menonton acara tersebut.
 

Pewarta : Arindra Meodia
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024