Yogyakarta (ANTARA) - PMI Kota Yogyakarta berencana menambah satu atau dua unit mesin plasma konvalesen untuk memenuhi kebutuhan permintaan plasma konvalesen yang mengalami kenaikan signifikan dalam satu bulan terakhir seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19,
"Karena permintaan sangat banyak, kami sedang berupaya menambah satu atau dua unit mesin. Bahkan, jika memungkinkan menambah lima mesin plasma konvalesen," kata Pengurus Harian PMI Kota Yogyakarta Lilik Kurniawan di Yogyakarta, Jumat.
Dalam sehari, PMI Kota Yogyakarta menerima puluhan permintaan plasma konvalesen sebagai bagian dari upaya terapi bagi pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat.
Namun demikian, PMI Kota Yogyakarta rata-rata baru bisa memproduksi sekitar 11 hingga 13 kantong plasma dalam sehari.
Permintaan plasma konvalesen tersebut tidak hanya berasal dari rumah sakit di Kota Yogyakarta, tetapi juga dari berbagai kabupaten di DIY, bahkan dari kota lain di Jawa Tengah, seperti Magelang, Klaten, Solo hingga Semarang.
"Kami juga membantu kesana. Makanya, kami sedang berusaha menambah mesin plasma untuk meningkatkan layanan," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak sebanyak-banyaknya penyintas COVID-19 dengan kriteria tertentu untuk meluangkan waktu dan mendonorkan plasma mereka guna membantu pemulihan pasien COVID-19. Proses donor plasma konvalesen membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Pendonor plasma konvalesen diutamakan pria yang pernah terpapar COVID-19 atau jika perempuan diutamakan belum pernah melahirkan. PMI akan melakukan pengecekan kesehatan secara umum sebelum pendonor melakukan donor plasma.
"Banyak pasien yang membutuhkan uluran tangan dan bantuan para penyintas agar bisa segera kembali pulih. Dalam masa seperti sekarang ini, saling membantu dan menolong sesama yang membutuhkan sangat penting dilakukan," katanya.
Permintaan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19 dilakukan melalui rumah sakit. Plasma akan diberikan dengan proses transfusi, sehingga hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
Plasma konvalesen yang sudah diperoleh sebaiknya langsung diberikan secepatnya kepada pasien meskipun ada masa berlaku tertentu.
"Karena permintaan sangat banyak, kami sedang berupaya menambah satu atau dua unit mesin. Bahkan, jika memungkinkan menambah lima mesin plasma konvalesen," kata Pengurus Harian PMI Kota Yogyakarta Lilik Kurniawan di Yogyakarta, Jumat.
Dalam sehari, PMI Kota Yogyakarta menerima puluhan permintaan plasma konvalesen sebagai bagian dari upaya terapi bagi pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat.
Namun demikian, PMI Kota Yogyakarta rata-rata baru bisa memproduksi sekitar 11 hingga 13 kantong plasma dalam sehari.
Permintaan plasma konvalesen tersebut tidak hanya berasal dari rumah sakit di Kota Yogyakarta, tetapi juga dari berbagai kabupaten di DIY, bahkan dari kota lain di Jawa Tengah, seperti Magelang, Klaten, Solo hingga Semarang.
"Kami juga membantu kesana. Makanya, kami sedang berusaha menambah mesin plasma untuk meningkatkan layanan," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak sebanyak-banyaknya penyintas COVID-19 dengan kriteria tertentu untuk meluangkan waktu dan mendonorkan plasma mereka guna membantu pemulihan pasien COVID-19. Proses donor plasma konvalesen membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Pendonor plasma konvalesen diutamakan pria yang pernah terpapar COVID-19 atau jika perempuan diutamakan belum pernah melahirkan. PMI akan melakukan pengecekan kesehatan secara umum sebelum pendonor melakukan donor plasma.
"Banyak pasien yang membutuhkan uluran tangan dan bantuan para penyintas agar bisa segera kembali pulih. Dalam masa seperti sekarang ini, saling membantu dan menolong sesama yang membutuhkan sangat penting dilakukan," katanya.
Permintaan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19 dilakukan melalui rumah sakit. Plasma akan diberikan dengan proses transfusi, sehingga hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
Plasma konvalesen yang sudah diperoleh sebaiknya langsung diberikan secepatnya kepada pasien meskipun ada masa berlaku tertentu.