Yogyakarta (ANTARA) - Meskipun kegiatan pariwisata di Kota Yogyakarta belum sepenuhnya dibuka, namun Dinas Pariwisata setempat tetap melakukan sejumlah inovasi untuk pengembangan industri pariwisata salah satunya meluncurkan Kamelia, sebuah aplikasi untuk memasarkan kampung wisata.
“Kamelia menjadi salah satu menu yang bisa diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS),” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Jumat.
Melalui Kamelia atau Kampung Wisata Melayani Melalui Aplikasi, wisatawan dapat mengakses informasi, melakukan reservasi hingga melakukan pembayaran sesuai paket wisata yang dipilih. Di Kota Yogyakarta terdapat 17 kampung wisata dan seluruhnya sudah terintegrasi melalui Kamelia.
“Cukup mengakses JSS dan memilih Kamelia. Wisatawan bisa melihat paket wisata yang ditawarkan setiap kampung wisata. Jika sudah menentukan pilihan, maka bisa langsung melakukan reservasi dan pembayaran sesuai paket yang diambil,” katanya.
Dalam paket wisata yang disediakan, lanjut Wahyu, sudah memasukkan kegiatan yang akan dilakukan wisatawan selama berkunjung, atraksi yang ditawarkan, kuliner, hingga kegiatan lain.
“Meski semuanya sudah siap, tetapi kampung wisata belum bisa menerima tamu karena kegiatan pariwisata belum diizinkan atau baru diizinkan terbatas. Ini menyangkut aturan PPKM level 3,” katanya.
Oleh karenanya, lanjut Wahyu, saat ini Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tengah mengupayakan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung di kampung wisata, salah satunya penambahan QR Code yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
“Sedang kami ajukan untuk 17 kampung wisata termasuk untuk CHSE atau sertifikat protokol kesehatannya. Kalau dari kami, seluruh kampung wisata sudah melakukan verifikasi protokol kesehatan,” katanya.
Dengan demikian, lanjut Wahyu, saat kegiatan pariwisata sudah diizinkan kembali untuk dibuka, maka seluruh kampung wisata sudah memenuhi berbagai kelengkapan sarana dan prasarana menerima tamu.
Selain 17 kampung wisata yang sudah terbentuk, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tetap melakukan pembinaan untuk pengembangan potensi wisata di wilayah. “Saat ini ada 13 embrio kampung wisata yang berproses menjadi kampung wisata,” katanya.
“Kamelia menjadi salah satu menu yang bisa diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS),” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Jumat.
Melalui Kamelia atau Kampung Wisata Melayani Melalui Aplikasi, wisatawan dapat mengakses informasi, melakukan reservasi hingga melakukan pembayaran sesuai paket wisata yang dipilih. Di Kota Yogyakarta terdapat 17 kampung wisata dan seluruhnya sudah terintegrasi melalui Kamelia.
“Cukup mengakses JSS dan memilih Kamelia. Wisatawan bisa melihat paket wisata yang ditawarkan setiap kampung wisata. Jika sudah menentukan pilihan, maka bisa langsung melakukan reservasi dan pembayaran sesuai paket yang diambil,” katanya.
Dalam paket wisata yang disediakan, lanjut Wahyu, sudah memasukkan kegiatan yang akan dilakukan wisatawan selama berkunjung, atraksi yang ditawarkan, kuliner, hingga kegiatan lain.
“Meski semuanya sudah siap, tetapi kampung wisata belum bisa menerima tamu karena kegiatan pariwisata belum diizinkan atau baru diizinkan terbatas. Ini menyangkut aturan PPKM level 3,” katanya.
Oleh karenanya, lanjut Wahyu, saat ini Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tengah mengupayakan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung di kampung wisata, salah satunya penambahan QR Code yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
“Sedang kami ajukan untuk 17 kampung wisata termasuk untuk CHSE atau sertifikat protokol kesehatannya. Kalau dari kami, seluruh kampung wisata sudah melakukan verifikasi protokol kesehatan,” katanya.
Dengan demikian, lanjut Wahyu, saat kegiatan pariwisata sudah diizinkan kembali untuk dibuka, maka seluruh kampung wisata sudah memenuhi berbagai kelengkapan sarana dan prasarana menerima tamu.
Selain 17 kampung wisata yang sudah terbentuk, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tetap melakukan pembinaan untuk pengembangan potensi wisata di wilayah. “Saat ini ada 13 embrio kampung wisata yang berproses menjadi kampung wisata,” katanya.