Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat di enam desa di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, masih menggunakan rakit sebagai alat transportasi untuk ke pusat kecamatan.
"Selama ini, masyarakat di pedalaman itu menggunakan rakit sebagai alat transportasi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Timur Muslim di Aceh Timur, Selasa.
Adapun masyarakat di Kecamatan Simpang Jernih yang menggunakan rakit sebagai alat transportasi untuk menyeberangi sungai ke pusat kecamatan yaitu, Desa Pante kera, Melidi, Tampur Paloh, Tampur Boor, HTI Ranto Naru, dan Desa Rantau panjang.
Namun, saat ini rakit tersebut tidak bisa digunakan karena tali penyangganya putus. Akan tetapi, pihaknya segera memperbaiki rakit yang telah putus tersebut agar segera dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
"Kami akan memperbaiki rakit tersebut. Rakit itu tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga sepeda motor maupun kendaraan roda empat, sehingga perlu diperbaiki untuk kelancaran transportasi warga," kata Muslim.
Sementara, Bupati Aceh Timur Hasballah bersama Muspika Simpang Jernih sudah melihat rakit yang talinya telah putus, sehingga tidak dapat digunakan lagi itu sebagai transportasi masyarakat ke pusat kecamatan.
"Kami sudah minta dinas terkait segera memperbaiki rakit yang rusak itu. Selain itu, pemerintah daerah juga sudah menganggarkan untuk membangun jalan desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Hasballah.
Bupati juga meminta kepada masyarakat di pedalaman Kabupaten Aceh Timur itu agar mengembangkan potensi yang ada, khususnya di bidang pertanian, sehingga ekonomi masyarakat meningkat.
"Sudah banyak perubahan di Simpang Jernih, termasuk pembangunan jalan. Mudah-mudahan Simpang Jernih terus lebih bagus dan ekonomi masyarakatnya," kata Hasballah.
"Selama ini, masyarakat di pedalaman itu menggunakan rakit sebagai alat transportasi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Timur Muslim di Aceh Timur, Selasa.
Adapun masyarakat di Kecamatan Simpang Jernih yang menggunakan rakit sebagai alat transportasi untuk menyeberangi sungai ke pusat kecamatan yaitu, Desa Pante kera, Melidi, Tampur Paloh, Tampur Boor, HTI Ranto Naru, dan Desa Rantau panjang.
Namun, saat ini rakit tersebut tidak bisa digunakan karena tali penyangganya putus. Akan tetapi, pihaknya segera memperbaiki rakit yang telah putus tersebut agar segera dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
"Kami akan memperbaiki rakit tersebut. Rakit itu tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga sepeda motor maupun kendaraan roda empat, sehingga perlu diperbaiki untuk kelancaran transportasi warga," kata Muslim.
Sementara, Bupati Aceh Timur Hasballah bersama Muspika Simpang Jernih sudah melihat rakit yang talinya telah putus, sehingga tidak dapat digunakan lagi itu sebagai transportasi masyarakat ke pusat kecamatan.
"Kami sudah minta dinas terkait segera memperbaiki rakit yang rusak itu. Selain itu, pemerintah daerah juga sudah menganggarkan untuk membangun jalan desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Hasballah.
Bupati juga meminta kepada masyarakat di pedalaman Kabupaten Aceh Timur itu agar mengembangkan potensi yang ada, khususnya di bidang pertanian, sehingga ekonomi masyarakat meningkat.
"Sudah banyak perubahan di Simpang Jernih, termasuk pembangunan jalan. Mudah-mudahan Simpang Jernih terus lebih bagus dan ekonomi masyarakatnya," kata Hasballah.