Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Najib Azca menilai mendiang Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii merupakan satu dari sedikit tokoh Muslim yang konsisten mengampanyekan nilai-nilai perdamaian.
"Pak Syafii ini satu dari sangat sedikit tokoh Muslim yang konsisten dan istikamah memilih dan mendukung nilai-nilai perdamaian yang 'genuine' (asli)," kata Najib saat ditemui di sela melayat Buya Syafii di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat.
Dengan konsistensi tersebut, menurut Najib, Buya menjadi Cendekiawan Muslim yang dihormati dan dicintai seluruh komunitas agama, baik Muslim maupun non-Muslim di Tanah Air.
Ia menilai Buya Syafii merupakan tokoh yang menggunakan daya intelektualnya untuk memikirkan masa depan dan peradaban bangsa, dan bukan untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek.
"Kita bisa melihat betapa Pak Syafii dapat diterima amat sangat luas oleh semua kelompok, baik itu Muslim maupun non-Muslim. Semua komunitas agama saya kira memberikan hormat yang amat sangat tinggi kepada beliau," kata dia.
Buya Syafii, kata dia, sangat kuat memegang konsep toleransi dan perdamaian antaragama hingga tidak memedulikan cibiran sejumlah pihak.
"Beliau saya kira tidak peduli dengan cemooh dan kadang-kadang beliau kan di-'bully' habis-habisan oleh berbagai pihak untuk sikap pilihan berdasarkan prinsip kokoh yang dimiliki," ucap dia.
Najib berharap para intelektual dan generasi muda Muslim dapat merawat seluruh warisan pemikiran Syafii Maarif.
"Ini perlu terus menerus dirawat sehingga kita tidak kehilangan spirit intelektual dan kultural beliau," ujar Najib.
Cendekiawan Muslim Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat, pukul 10.15 WIB, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sore harinya dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah di Dusun Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
"Pak Syafii ini satu dari sangat sedikit tokoh Muslim yang konsisten dan istikamah memilih dan mendukung nilai-nilai perdamaian yang 'genuine' (asli)," kata Najib saat ditemui di sela melayat Buya Syafii di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat.
Dengan konsistensi tersebut, menurut Najib, Buya menjadi Cendekiawan Muslim yang dihormati dan dicintai seluruh komunitas agama, baik Muslim maupun non-Muslim di Tanah Air.
Ia menilai Buya Syafii merupakan tokoh yang menggunakan daya intelektualnya untuk memikirkan masa depan dan peradaban bangsa, dan bukan untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek.
"Kita bisa melihat betapa Pak Syafii dapat diterima amat sangat luas oleh semua kelompok, baik itu Muslim maupun non-Muslim. Semua komunitas agama saya kira memberikan hormat yang amat sangat tinggi kepada beliau," kata dia.
Buya Syafii, kata dia, sangat kuat memegang konsep toleransi dan perdamaian antaragama hingga tidak memedulikan cibiran sejumlah pihak.
"Beliau saya kira tidak peduli dengan cemooh dan kadang-kadang beliau kan di-'bully' habis-habisan oleh berbagai pihak untuk sikap pilihan berdasarkan prinsip kokoh yang dimiliki," ucap dia.
Najib berharap para intelektual dan generasi muda Muslim dapat merawat seluruh warisan pemikiran Syafii Maarif.
"Ini perlu terus menerus dirawat sehingga kita tidak kehilangan spirit intelektual dan kultural beliau," ujar Najib.
Cendekiawan Muslim Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat, pukul 10.15 WIB, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sore harinya dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah di Dusun Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.