Yogyakarta (ANTARA) - Layanan Starla atau Story Telling Anak Online Perpustakaan Kota Yogyakarta yang berjalan sejak pandemi menjadi salah satu upaya Kota Yogyakarta untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan literasi anak melalui cerita.
“Layanan ini pada awalnya kami kembangkan untuk memfasilitasi anak yang tidak bisa datang ke perpustakaan karena pandemi. Sejauh ini tanggapan masyarakat sangat baik, sehingga layanan pun berjalan hingga sekarang,” kata Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Suryatmi di Yogyakarta, Jumat.
Masyarakat dapat mengakses layanan tersebut melalui kanal YouTube Perpustakaan Kota Yogyakarta. Pustakawan akan menyajikan berbagai ragam cerita dalam bentuk audio visual.
Saat ini, konten Starla diperbarui dua kali dalam sebulan, pada pekan kedua dan keempat setiap Sabtu. Hingga saat ini, sudah ada 26 konten Starla yang bisa diakses masyarakat.
Menurut dia, sasaran utama dari layanan tersebut adalah anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk orang tua yang ingin menyajikan cerita menarik bagi anak-anak mereka.
“Cerita yang disajikan bisa diputar berulang-ulang. Setiap cerita pun disampaikan dengan cara semenarik mungkin. Pustakawan kami menggunakan sejumlah peraga untuk mendukung cerita yang disampaikan, seperti boneka atau wayang,” katanya.
Suryatmi memastikan, pilihan cerita yang disampaikan dalam bentuk audio visual tersebut dipilih secara selektif dan sesuai dengan usia anak yang menjadi sasaran utama.
“Sebagian besar adalah cerita rakyat, ada juga fabel, legenda, fiksi dan lainnya yang diambil berdasarkan referensi buku,” katanya yang menyebut episode 26 Starla mengisahkan cerita Roro Jonggrang dan Candi Prambanan.
Suryatmi berharap, Starla bisa mengasah kemampuan anak-anak untuk mengenal kosakata baru, meningkatkan minat baca, memperkaya pemahaman budaya, dan memahami sikap-sikap positif dari setiap cerita yang disampaikan.
Tujuan tersebut, lanjut dia, sejalan dengan fungsi perpustakaan yaitu sebagai sarana pendidikan sekaligus memberikan layanan kepada masyarakat, meningkatkan minat membaca, menambah wawasan dan pengetahuan, serta mencerdaskan bangsa.
“Layanan ini pada awalnya kami kembangkan untuk memfasilitasi anak yang tidak bisa datang ke perpustakaan karena pandemi. Sejauh ini tanggapan masyarakat sangat baik, sehingga layanan pun berjalan hingga sekarang,” kata Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Suryatmi di Yogyakarta, Jumat.
Masyarakat dapat mengakses layanan tersebut melalui kanal YouTube Perpustakaan Kota Yogyakarta. Pustakawan akan menyajikan berbagai ragam cerita dalam bentuk audio visual.
Saat ini, konten Starla diperbarui dua kali dalam sebulan, pada pekan kedua dan keempat setiap Sabtu. Hingga saat ini, sudah ada 26 konten Starla yang bisa diakses masyarakat.
Menurut dia, sasaran utama dari layanan tersebut adalah anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk orang tua yang ingin menyajikan cerita menarik bagi anak-anak mereka.
“Cerita yang disajikan bisa diputar berulang-ulang. Setiap cerita pun disampaikan dengan cara semenarik mungkin. Pustakawan kami menggunakan sejumlah peraga untuk mendukung cerita yang disampaikan, seperti boneka atau wayang,” katanya.
Suryatmi memastikan, pilihan cerita yang disampaikan dalam bentuk audio visual tersebut dipilih secara selektif dan sesuai dengan usia anak yang menjadi sasaran utama.
“Sebagian besar adalah cerita rakyat, ada juga fabel, legenda, fiksi dan lainnya yang diambil berdasarkan referensi buku,” katanya yang menyebut episode 26 Starla mengisahkan cerita Roro Jonggrang dan Candi Prambanan.
Suryatmi berharap, Starla bisa mengasah kemampuan anak-anak untuk mengenal kosakata baru, meningkatkan minat baca, memperkaya pemahaman budaya, dan memahami sikap-sikap positif dari setiap cerita yang disampaikan.
Tujuan tersebut, lanjut dia, sejalan dengan fungsi perpustakaan yaitu sebagai sarana pendidikan sekaligus memberikan layanan kepada masyarakat, meningkatkan minat membaca, menambah wawasan dan pengetahuan, serta mencerdaskan bangsa.